Kamis 14 May 2020 13:54 WIB

Cara Desainer Lokal Bertahan Saat Pandemi

Desainer lokal menemukan cara bertahan di tengah lesunya bisnis fashion.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Koleksi busana Muslim KAMI untuk Ramadhan-Lebaran 2020 di Blibli. Di tengah pandemi Covid-19, KAMI mendapati tren penjualannya masih stabil.
Foto: Blibli
Koleksi busana Muslim KAMI untuk Ramadhan-Lebaran 2020 di Blibli. Di tengah pandemi Covid-19, KAMI mendapati tren penjualannya masih stabil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah memicu lesunya bisnis fashion. Pengusaha pun terpaksa menutup toko, menunda peragaan busana, dan promosi lain yang kemudian berdampak pada menurunnya angka penjualan.

Namun demikian, tak sedikit pula di antara mereka yang masih bisa bertahan, misalnya saja jenama lokal KAMI dan Calla the Label. Dalam konferensi pers virtual yang dihelat Blibli, Co-founder KAMI Nadya Karina mengatakan bahwa tren penjualan KAMI masih cukup stabil.

Baca Juga

Ada beberapa strategi yang dilakukan oleh KAMI agar tetap bertahan. Pertama dengan mengoptimalkan platform daring untuk transaksi jual beli, promosi, dan lainnya. Hal itu digencarkan, bahkan sejak Covid-19 sebelum mewabah di Indonesia.

“Strateginya, kami melakukan shifting secara besar-besaran. Semuanya serba-online, enggak hanya jualannya saja yang kami optimalkan di online, tetapi juga meeting dan semua hal yang bisa dilakukan secara online kami alihkan,” kata Nadya.

Strategi kedua, KAMI juga sering melakukan acara daring, semisal menggalang dana dengan melibatkan konsumen. Sementara itu, menurut Nadya, ciri khas desain KAMI yang sederhana dan fleksibel membuat koleksi busananya selalu diminati.

Sementara itu, founder Calla the Label Yeri Afriani mengungkap bahwa tetap berkarya dan berkreasi adalah kunci utama usahanya tetap bertahan saat pandemi Covid-19. Menurut dia, desainer harus pintar-pintar melihat peluang bahkan sesulit apapun keadaannya.

“Istilahnya kalau lagi kayak gini, bikin yang laku aja. Aku di Calla, karena memang Calla itu desain bajunya casual jadi ya penjualan masih cukup oke. Baju casual kan bisa panjang ya dipakainya,” kata Yeri dalam konferensi pers virtual pada Selasa (12/5).

Meski baru tiga tahun berdiri, namun Calla the Label sudah memiliki komunitas penggemar yang diberi nama Calla Squad. Keberadaan komunitas ini sangat membantu, sebab mereka menjadi pelanggan setia untuk jenama tersebut.

“Saya juga memanfaatkan waktu di rumah aja dengan bikin konten, pernah juga bikin challenge bagi para konsumen Calla,” jelas dia.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement