REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Milisi pimpinan komandan pemberontak Libya Khalifa Haftar melancarkan serangan roket di Ibu Kota Tripoli pada Kamis. Menurut sebuah pernyataan oleh Operasi Gunung Api Kemarahan yang dipimpin pemerintah Libya, Rumah Sakit Pusat Tripoli dan beberapa permukiman sipil menjadi sasaran.
Kementerian Kesehatan Libya mengatakan 14 warga sipil terluka dalam serangan tersebut. Menurut kementerian, rumah sakit tidak akan mampu memberikan layanan kesehatan akibat serangan itu, sehingga pasien akan sangat terdampak.
Pernyataan itu mengatakan bahwa situasi tersebut merupakan ancaman besar bagi perang melawan wabah Covid-19. Namun, milisi telah membantah melakukan serangan itu.
Menurut PBB, sejak awal tahun ini, tujuh pusat kesehatan di negara itu telah diserang sebanyak 12 kali. Pasukan Haftar melancarkan serangan ke pemerintah Libya sejak April 2019, hingga menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Pemerintah Libya kemudian meluncurkan Operasi Badai Perdamaian pada 26 Maret untuk melawan serangan-serangan di ibu kota. Sejak penggulingan pemerintahan Muammar Khaddafi pada 2011, dua poros kekuasaan yang saling bersaing muncul di Libya. Satu di Libya Timur yang didukung oleh Mesir dan Uni Emirat Arab dan satu lagi di Tripoli yang mendapat persetujuan PBB dan internasional.