Kamis 14 May 2020 17:57 WIB

Grand Syekh Al Azhar Mesir: Covid-19 Bukan Hukuman Allah SWT

Grand Syekh Al Azhar menyatakan Indonesia

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Grand Syekh Al Azhar Ahmad Muhammad At Thayyib menekankan Covid-19 bukan hukuman dari Allah SWT.
Foto: Dok: Al Azhar
Grand Syekh Al Azhar Ahmad Muhammad At Thayyib menekankan Covid-19 bukan hukuman dari Allah SWT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Grand Syekh Al Azhar Mesir Prof Ahmad Muhammad At-Thayyib menegaskan, wabah virus corona jenis baru (Covid-19) bukanlah hukuman atau azab yang diberikan Allah. Sejumlah pandangan yang menyebut bahwa Covid-19 adalah hukuman dari Allah SWT dinilai sebagai hal yang keliru.

Sebagaimana diketahui, wabah Covid-19 menyebar di seluruh dunia. Penyebarannya pun lintas-batas dan tak memandang latar belakang, sosial, hingga keimanan seseorang.

Baca Juga

Orang baik maupun orang yang tidak baik tak luput dari wabah tersebut. Di Indonesia sendiri, tak sedikit wabah Covid-19 merenggut nyawa orang-orang baik seperti para tenaga medis.

“Wabah Covid-19 bukanlah hukuman dari Allah sebagaimana anggapan segelintir orang," kata beliau dalam live streaming Doa Bersama untuk Dunia hasil kolaborasi Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia dan ulama Al Azhar Mesir yang difasilitasi Pondok Pesantren Tazakka, Batang, Jawa Tengah, Kamis (14/5).

Menurut Grand Syekh, sebab jika melihat sifat penyebaran wabah Covid-19 yang tak memandang keimanan dan agama seseorang, lanjutnya, wabah ini bukan berarti hukuman. Hal itu sebagaimana yang terjadi kepada umat Muslim di zaman Khalifah Umar bin Khattab.

“Ketika masa itu datang wabah thaun dan amwas, banyak para sahabat  yang gugur karenanya. Tapi ini bukan berarti mereka dihukum Allah,” ujarnya. 

Untuk itu, beliau mengingatkan kepada seluruh pihak untuk menyadari sejatinya wabah Covid-19 merupakan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Sebagaimana Allah menurunkan kejadian bencana alam sebagai bagian dari sebuah peringatan.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement