REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebanyak 27 warga Padang, Sumatera Barat terkonfirmasi positif Corona Virus Disease (Covid-19) pada hari Kamis (14/5) ini. Jumlah terwebut berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat dan merupakan penambahan kasus tertinggi yang pernah terjadi.
"Sebanyak 27 kasus baru tersebut tersebar di Kecamatan Padang Timur enam orang, Padang Barat delapan orang, Lubuk Kilangan satu orang, Kuranji satu orang, Padang Utara dua orang, Lubuk Begalung tujuh orang, dan Koto Tangah dua orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Ferimulyani Hamid di Padang, Kamis.
Ia menyebutkan 27 kasus tersebut terinfeksi dari pasien positif sebelumnya dan hingga hari ini total kasus terkonfirmasi sebanyak 230 orang.
"Dari 230 positif, sebanyak 86 orang dirawat, 57 isolasi mandiri di rumah, 27 karantina, 16 meninggal dunia dan 14 sembuh," kata dia.
Pasien positif tersebut tersebar di 61 kelurahan pada 11 kecamatan yang ada di Kota Padang.
Selain itu terdapat 687 orang dalam pemantauan dengan status 579 selesai pemantauan, delapan karantina Pemkot dan 100 isolasi mandiri.
Kemudian terdapat 164 pasien dalam pengawasan dengan perincian 23 dirawat, 27 isolasi mandiri, 72 negatif, 35 positif dan tujuh meninggal.
Sebelumnya Ahli kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang Dr dr Andani Eka Putra menilai peningkatan kasus positif Corona Virus Disease (Covid-19) di Sumatera Barat pertanda baik dalam konsep penanganan wabah.
"Saya berani mengatakan kalau kasus kita banyak dan meningkat terus, itu menggembirakan karena yang ditemukan adalah orang-orang yang berpotensi menularkan sehingga bisa diputus mata rantai," kata dia.
Menurut Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand tersebut dalam penanganan Covid-19, yang paling utama dilakukan adalah menegakan identifikasi kasus dan segera melakukan pemutusan mata rantai penularan.
Ia memaparkan hingga saat ini jumlah pasien positif Covid-19 di Sumbar sebanyak 72,6 persen merupakan orang dalam pemantauan dan orang tanpa gejala dan hanya 27,4 persen pasien dalam pengawasan yang berada di rumah sakit.
"Artinya data ini memperlihatkan ada upaya serius Sumbar untuk mendeteksi sebanyak mungkin orang tanpa gejala dan orang dalam pemantauan karena mereka adalah sumber penular," kata dia.