REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta akan menggelar rapid test secara acak di sejumlah tempat publik atau tempat keramaian di kota tersebut guna mengetahui potensi sebaran Covid-19.
“Tempat publik yang dimaksud di antaranya pasar tradisional, kafe, restoran, dan tempat yang sudah banyak aktivitas serta kerumuman warga,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Kamis (14/5).
Dengan pelaksanaan rapid test acak tersebut, Heroe berharap bisa memperoleh gambaran mengenai sebaran Covid-19 serta untuk memastikan apakah penularan lokal virus corona sudah terjadi atau hanya kasus yang sifatnya kasuistik seperti klaster Indogrosir.
Heroe menambahkan rapid test acak tersebut tidak dibatasi kuota karena tujuannya adalah untuk melihat peta sebaran serta melacak titik-titik sebaran penularan virus.
“Sekarang masih konsolidasi tim. Beberapa tempat sudah siap, tapi banyak petugas yang baru saja menyelesaikan tugas rapid test massal untuk pengunjung Indogrosir,” katanya.
Sedangkan pada Kamis (14/5) yang menjadi pelaksanaan hari terakhir rapid test massal bagi warga Kota Yogyakarta yang berkunjung ke supermarket Indogrosir, hanya ada tambahan empat warga yang datang ke puskesmas dan tidak ada temuan reaktif.
Dengan demikian, dari tiga hari pelaksanaan rapid test massal untuk warga Kota Yogyakarta yang menjadi pengunjung Indogrosir pada 19 April-4 Mei diperoleh enam hasil rapid test yang reaktif dari total 236 warga yang mengikuti rapid test.
“Yang datang pada hari terakhir hanya empat. Petugas puskesmas sudah mengundang melalui WA,” katanya.
Sebagian warga menyatakan sudah melakukan rapid test secara mandiri. Selain itu, ada pula warga yang tidak bisa datang hari ini dan ada pula yang mengaku kondisinya sehat sehingga memilih isolasi mandiri dan akan menghubungi puskesmas jika mengalami gejala klinis.
Sedangkan bagi warga yang mengunjungi supermarket tersebut tetapi belum sempat mendaftar, maka bisa mendaftar ulang laman corona monitoring system dan nanti akan dihubungi oleh petugas puskesmas untuk rapid test.
“Untuk enam warga yang menunjukkan hasil reaktif rapid test, maka dilanjutkan dengan tes swab,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya mengatakan jumlah alat rapid test yang dimiliki masih cukup banyak. Rapid test massal ini adalah bagian dari sampling potensi penularan dan sebaran Covid-19.
Sedangkan untuk kesiapan jumlah alat tes uji cepat, Tri menyebutkan bahwa masih ada sekitar 2.400 unit dan masih meninggu pesanan yang belum sampai.
Hingga Kamis (14/5), jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Yogyakarta yang masih menjalani perawatan berjumlah 15, pasien dalam pengawasan yang menjalani perawatan 27 orang, dan orang dalam pemantauan 79 orang.