REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil penelitian terbaru mengungkap misteri kabut di Pluto. Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Icarus mengungkap bahwa kabut tipis yang menyelimuti Pluto terbuat dari partikel yang sangat kecil.
Partikel ini tetap berada di atmosfer untuk periode waktu yang lama. Atmosfer Pluto didominasi gas nitrogen, bersama dengan sejumlah kecil metana dan karbon monoksida. Partikel-partikel kabut terbentuk tinggi di atmosfer, lebih dari 20 mil di atas permukaan. Metana dan gas-gas lain bereaksi terhadap sinar matahari, sebelum perlahan turun ke permukaan es.
Pesawat ruang angkasa New Horizons yang melewati Pluto pada 2015 menemukan bukti dari partikel-partikel ini ketika mengirimkan gambar yang menunjukkan kabut berwarna biru ke atmosfer Pluto.
Sekarang, data Observatorium Stratospheric untuk Infrared Astronomy, atau SOFIA, mengisi lebih banyak detail dengan menemukan bahwa partikelnya sangat kecil, hanya setebal 0,06-0,10 mikron, atau sekitar 1.000 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia. Karena ukurannya yang kecil, partikel ini menyebarkan cahaya biru lebih dari warna lain ketika mereka melayang ke permukaan, menciptakan warna biru.