REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Komisioner Keamanan Elektronik Australia (Australian eSafety), Julie Inman Grant mengatakan, pelaku kekerasan terhadap anak telah membuat dan membagikan cara penipuan daring. Materi itu menjelaskan cara memanipulasi dan mengeksploitasi anak saat pandemi Covid-19, seiring peningkatan jumlah anak di rumah dan online.
Menurut laporan yang diterima eSafety, pembatasan sosial ketika Covid-19 beriringan dengan peningkatan signifikan materi pelecehan seksual anak. Inman Grant mengatakan, para penyelidik telah melihat peningkatan pencarian oleh predator di situs gelap mengenai informasi tentang cara pelecehan anak-anak.
"Pelaku memandang Covid-19 sebagai pot madu untuk mereka, dengan anak laki-laki dan perempuan yang berisiko menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan online, sering kali tanpa pengawasan, dan seringkali sambil merasa terisolasi dan kesepian," kata Inman Grant dilansir Guardian.
Ia menuturkan, buku pegangan atau handbook predator Covid-19 berisi perincian tentang cara memaksa anak-anak yang online untuk berbagi gambar dan video seksual mereka sendiri. Pelecehan dilakukan secara daring.
"Buku pegangan ini menyarankan para predator untuk mendorong mereka online daripada mencoba untuk bertemu anak-anak secara langsung karena pembatasan dan peningkatan kewaspadaan penegakan hukum di jalanan," tutur Inman Grant.
Penyelidik telah melihat peningkatan fenomena yang dikenal sebagai "pembatasan". Pelaku mengambil screenshot atau tangkapan layar selama panggilan video eksplisit dan streaming langsung dengan anak di bawah umur, dan kemudian beredar secara luas atau menggunakannya untuk memaksa anak-anak.
Ada rata-rata 670 laporan per bulan kepada eSafety pada 2019. Data yang diberikan oleh komisioner kepada Guardian Australia menunjukkan laporan materi pelecehan seksual anak meningkat 27 persen pada Maret dan 37 persen pada April 2020.
Laporan pelecehan juga meningkat sebelum pembatasan Covid-19. Inman Grant mengatakan, tidak ada keraguan pandemi telah berkontribusi meningkatkan risiko anak-anak mendapat pelecehan secara online.
"Peneliti kami juga melihat peningkatan obrolan di forum di web gelap dari predator berbicara tentang bagaimana dengan langkah-langkah isolasi yang ada, mereka memiliki peluang lebih besar untuk menghubungi anak-anak dari jarak jauh, memperdaya mereka untuk eksploitasi seksual," ungkap juru bicara dari eSafety.