REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Meski telah berjalan kaki melintasi gunung dan sungai, empat warga Boalemo gagal menembus perbatasan Gorontalo dan Sulawesi Tengah di Desa Tolite Kecamatan Tolinggula, Kabupaten Gorontalo Utara. Keempat warga itu masing masing AN (42), FM (23) dan MM (21), ketiganya merupakan warga Desa Buti, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo.
Seorang lainnya adalah AT (37) warga Desa Balate Jaya, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo. Keempat orang tersebut masuk dari Buol Sulawesi Tengah, namun sebelumnya ditolak oleh aparat keamanan karena Gorontalo sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Awalnya mereka masuk tapi sudah kami minta pulang, tidak masuk perbatasan. Rupanya, sore mereka kembali melewati gunung dan sungai untuk bisa masuk. Ada petani yang melapor dan kita amankan,” ujar Camat Tolinggula Rizal Yusuf Kuneyang dihubungi di Gorontalo, Kamis (14/5).
Hingga malam ini empat warga itu masih ditahan di posko perbatasan. Mereka diharuskan menjalani rapid test Covid-19 sebelum dikembalikan lagi ke Sulawesi Tengah.
Pemerintah Kecamatan Tolinggula sudah berupaya menghubungi aparat desa dan kecamatan Mananggu dan Paguyaman, terkait nasib warganya itu. Namun, lanjutnya, komunikasi melalui telepon seluler belum tersambung dengan baik.
Provinsi Gorontalo sejak 4 Mei hingga 17 Mei 2020 menerapkan PSBB.
Salah satu poin pentingnya yaitu menutup semua akses masuk darat, laut, dan udara sehingga warga diminta tidak keluar masuk perbatasan selama periode itu untuk mencegah penularan virus corona.