Kamis 14 May 2020 23:53 WIB

Pegadaian Catat Pertumbuhan Gadai 15,9 Persen Saat Pandemi

Pertumbuhan gadai tertinggi di Pegadaian terjadi pada Maret hingga April

Nasabah melakukan transaksi di Kantor Cabang Pegadaian Bogor, jalan Juanda, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/5/2020). Transaksi PT Pegadaian (Persero) Area Bogor meningkat hingga 15 persen di saat pandemi virus Corona (COVID-19) dengan sebagian besar nasabah menggadaikan perhiasan emas dan kendaraan bermotornya untuk keperluan jelang Lebaran
Foto: ANTARA/ARIF FIRMANSYAH
Nasabah melakukan transaksi di Kantor Cabang Pegadaian Bogor, jalan Juanda, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/5/2020). Transaksi PT Pegadaian (Persero) Area Bogor meningkat hingga 15 persen di saat pandemi virus Corona (COVID-19) dengan sebagian besar nasabah menggadaikan perhiasan emas dan kendaraan bermotornya untuk keperluan jelang Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perseroan Terbatas Pegadaian di tengah pandemi COVID-19 masih mencatatkan pertumbuhan bisnis gadai sebesar 15,91 persen pada periode Januari—April 2020.

"Pertumbuhan gadai sebesar 15,91 persen. Jumlah kenaikan Januari hingga April," ujar Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian (Persero) R. Swasono Amoeng Widodo dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (14/5).

Pada periode itu, dia menyebutkan penyaluran pembiayaan dari produk gadai tercatat sebesar Rp39 triliun, atau naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp34 triliun.

Pegadaian juga mencatatkan kenaikan nasabah produk gadai selama Januari—April 2020, dari sebelumnya sekitar 11 juta nasabah menjadi 11,46 juta nasabah. "Kenaikan paling tinggi pada bulan Maret—April," ucapnya.

Ia mengatakan bahwa emas masih menjadi produk gadai yang mendominasi dengan komposisi 90 persen dari total outstanding.

"Di Pegadaian 90 persen adalah emas. Namun, tidak selalu emas di Pegadaian, ada juga berlian. Pembagian jenis barang Pegadaian, yakni perhiasan, tekstil, elektronik, alat rumah tangga (blender, setrika), kendaraan bermotor roda dua dan empat, kendaraan niaga, hingga kain songket," katanya memaparkan.

Saat ini, Amoeng mengemukakan bahwa gadai mobil meningkat paling tinggi, yakni sebesar 30 persen. "Kalau akhir Januari nilai outstanding Rp 240 miliar, pada bulan April jadi Rp311 miliar, selama 3 bulan naik 30 persen," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Amoeng juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan stress test terkait dengan dampak pandemi COVID-19.

"Kami menghitung stress test 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, sampai setahun. Masih hitung-hitungan di atas kertas, laba pegadaian sampai 12 bulan ke depan, alhamdulillah, masih positif," katanya.

Ia mengemukakan bahwa hasil stress test sampai Desember tahun ini Pegadaian masih dapat membukukan pertumbuhan laba menjadi Rp3,3 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp3,1 triliun. "Laba sampai Maret masih on the track. Proyeksi sampai akhir tahun masih laba dengan catatan hitungan normal," katanya menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement