REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah klub Serie A telah melakukan pemungutan suara pada sidang umum yang digelar Rabu 14 Mei lalu dan menginginkan liga tersebut dilanjutkan kembali mulai 13 Juni 2020, namun tentunya atas izin dari pemerintah. Liga papan atas Italia itu sudah ditangguhkan sejak 9 Maret 2020 akibat pandemi Covid-19. Walaupun pemerintah sudah mengizinkan klub-klub menggelar sesi latihan secara berkelompok mulai Senin (18/5) depan, kelanjutan Serie A belum jelas.
“Kami mengusulkan agar Serie A dilanjutkan pada 13 Juni 2020, sebagaimana aktifitas olahraga lainnya juga sudah dimulai kembali. Namun pelaksanaannya harus sesuai dengan protokol medis demi keselamatan para pemain dan ofisial,” kata Serie A melalui pernyataan bersama seperti dilaporkan Reuters, Kamis (14/5).
Dalam pernyataan itu, Serie A juga meminta seluruh pemegang hak siar agar tetap mematuhi tenggat waktu pembayaran yang telah ditetapkan dalam surat perjanjian untuk menjaga hubungan baik.
Serie A masih menyisakan 12 putaran pertandingan ditambah beberapa laga lainnya yang telah ditunda dari babak sebelumnya. Saat ini, Juventus memimpin puncak klasemen sementara dan hanya bertaut satu poin dari Lazio yang menduduki peringkat kedua. Sedangkan Lecce, SPAL dan Brescia berada di zona degradasi.
Permasalahan utama yang dihadapi Serie A saat ini, yaitu berkaitan dengan para pemain yang sudah terbukti positif Covid-19.
Federasi sepak bola Italia (FIGC) menyatakan bahwa mengisolasi pemain yang sudah terinfeksi virus corona merupakan solusi terbaik dan dinilai aman bagi seluruh skuat, terutama yang negatif Covid-19. Tapi pemerintah via kementerian kesehatan memaksa agar seluruh skuat melakukan karantina selama 14 hari, yang berarti pertandingan dapat ditunda.
Baru-baru ini, Menteri Olahraga Italia Vincenzo Spadafora mengatakan kepada Senat Italia bahwa pemerintah butuh waktu untuk mempertimbangkan kelanjutan Serie A.
“Jika Serie A dilanjutkan, seperti harapan kita semua, itu artinya kami harus mengambil langkah-langkah serta melakukan serangkaian protokol demi keselamatan bersama. Tidak mungkin mengambil keputusan seperti itu dalam waktu singkat,” kata Spadafora.
“Secara natural, tidak mungkin kita bisa menjaga jarak dalam olahraga sepak bola. Para pemain harus berlari dan bahkan berkumpul di area penalti. Maka dari itu, kami tidak ingin menganggap remeh dan melanjutkan Serie A begitu saja,” kata dia.