Jumat 15 May 2020 04:42 WIB

Aceh Tengah Prioritaskan Keselamatan Warga

Sebanyak 57 rumah rusak diterjang banjir bandang.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Ilham Tirta
Foto udara kondisi pegunungan yang sebagian gundul dan rusak akibat penambangan di kawasan perbukitan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (14/5/2020). Aktivitas penambangan galian C  kawasan perbukitan dan pegunungan sepanjang pesisir pantai kabupaten Aceh Besar itu semakin meluas dan mengancam kelestarian lingkungan dan rawan terjadi banjir bandang serta longsor
Foto: Antara/Ampelsa
Foto udara kondisi pegunungan yang sebagian gundul dan rusak akibat penambangan di kawasan perbukitan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (14/5/2020). Aktivitas penambangan galian C kawasan perbukitan dan pegunungan sepanjang pesisir pantai kabupaten Aceh Besar itu semakin meluas dan mengancam kelestarian lingkungan dan rawan terjadi banjir bandang serta longsor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tengah terus melakukan upaya penanganan darurat pascabanjir bandang yang menerjang sejumlah desa di kabupaten itu. BPBD memprioritaskan keselamatan warga dan pelayanan dasar bagi mereka yang mengungsi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, mengungkapkan, banjir bandang itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada Rabu (13/5) pukul 15.00 WIB. Saat ini, BPBD Kabupaten Aceh Tengah telah mendirikan pos komando untuk menangani situasi darurat pascabencana.

"Mereka yang mengungsi ditampung di tempat pengungsian yang berlokasi di SD Negeri 3 Kebayakan," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (14/5).

Pemerintah daerah melalui Dinas Sosial Aceh Tengah juga telah menyiapkan dapur umum untuk memenuhi asupan gizi para penyintas. Pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan kepada warga serta mengerahkan alat berat. Alat berat yang berada di lokasi segera melakukan pembersihan material banjir bandang.