REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk membukukan pendapatan sebesar 750,46 juta dolar AS pada kuartal I 2020. Pendapatan ini diperoleh dari volume penjualan yang naik 8 persen menjadi 14,39 juta ton.
Perseroan mencatat kenaikan produksi sebesar lima persen. Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, volume produksi perseroan naik menjadi 14,41 juta ton pada kuartal I tahun ini.
Perusahaan terus melakukan upaya efisiensi untuk bisa mempertahankan performa di tengah pandemi. Ia menjelaskan, langkah ini perlu disikapi secara bijak.
“Pada waktu yang penuh tantangan bagi ekonomi dan pasar batu bara global ini, kami senantiasa meningkatkan efisiensi, memastikan disiplin pengeluaran, dan menjaga posisi keuangan yang sehat,” ujar Garibaldi, Jumat (15/5).
Pandemi Covid-19 menyebabkan harga batu bara global terkoreksi. Hal ini berdampak pada laba perseroan yang tercatat sebesar 98,18 juta dolar AS.
Meskipun demikian, perseroan mencatat kenaikan volume produksi. Hal ini menujukan bahwa adanya permintaan yang kuat pada awal kuartal ini.
"Kinerja di kuartal I merupakan refleksi keunggulan operasional aset batu bara yang utama dengan tercapainya volume produksi yang tinggi di tengah kondisi pasar yang sulit," ujar Garibaldi.
Pada saat yang sama, dia menambahkan, perseroan harus melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan untuk menjaga operasi yang aman serta andal. Kondisi saat ini, menurut dia, di luar dugaan semua pihak.
“Saya menghargai upaya para karyawan sekalian yang telah menghadapi tantangan ini,” tuturnya.
Boy, sapaan akrabnya, mengatakan, perseroan tetap bertahan di posisi yang baik untuk mengatasi tantangan jangka pendek dengan dukungan operasi dan posisi keuangan yang solid. Model bisnis terintegrasi dan efisien, menurut dia, telah terbukti dalam menghadapi siklus batu bara.
“Pilar-pilar nonbatu bara akan terus memberikan kontribusi yang stabil kepada Adaro serta menjadi penyeimbang volatilitas batu bara,” katanya menambahkan.