REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zoom Video Communication, Inc. berencana melakukan ekspansi bisnis hingga ke Amerika Serikat. Sebagai langkah awal, perusahan penyedia layanan konferensi video tersebut bakal menambah tenaga kerjanya hingga 60 persen.
Dilansir Reuters, Zoom akan merektrut 500 insinyur perangkat lunak untuk penelitian dan pengembangan. Mereka akan ditempatkan di Phoenix dan Pittsburgh, Amerika Serikat selama dua tahun ke depan.
Zoom menyadari penggunaan aplikasi konferensi video masif digunakan baik di lingkungan keluarga, pertemanan hingga organisasi untuk berkomunikasi selama pandemi Covid-19. Perusahaan mengatakan, bulan lalu aplikasomi Zoom telah digunakan sebanyak 300 juta pertemuan per hari. Angka tersebut meningkat dari Desember 2019 yang hanya 10 juta pertemuan.
Di sisi lain, trafik pemakaian yang meningkat drastis tersebut memunculkan permasalahan baru terkait isu keamanan data pribadi. Hal tersebut mendorong Zoom untuk menggandeng vendor tambahan seperti Oracle Corp untuk menangangi hal tersebut.
Sementara itu, para insinyur Zoom selama ini terbagi di dua lokasi yang berbeda yaitu San Jose Headquarters dan China. Kepala Keuangan Zoom Kelly Steckelberg mengatakan, perusahaan sedang mencari kantor baru di dekat Arizona. Namun, Zoom mengatakan belum ada rencana untuk mengembalikan karyawan ke kantor.
Steckelberg mengatakan, proses perekrutan akan dilakukan secepatnya. "Para insinyur baru ini nantinya akan bekerja dari rumah setidaknya hingga September mendatang," Steckelberg.