Jumat 15 May 2020 17:07 WIB

Trump Tolak Bicara dengan Xi Jinping

Trump memberikan sinyal ia akan semakin merusak hubungan dengan China

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Trump memberikan sinyal ia akan semakin merusak hubungan dengan China. Ilustrasi.
Foto: AP / Patrick Semansky
Trump memberikan sinyal ia akan semakin merusak hubungan dengan China. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan sinyal ia akan semakin merusak hubungan dengan Cina. Ia mengatakan saat ini tidak tertarik untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping dan menyinggung ia dapat memutus hubungan dengan perekonomian nomor dua di dunia itu.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Fox Business Network, Trump mengatakan ia sangat kecewa dengan kegagalan China menahan virus corona. Ia mengatakan pandemi virus corona merusak perjanjian perdagangan bulan Januari yang sebelumnya ia sebut prestasi terbesar.

Baca Juga

"Mereka harusnya tidak membiarkan ini terjadi. Jadi saya membuat kesepakatan yang bagus dan sekarang saya katakan rasanya tidak sama lagi bagi saya. Tintanya hampir kering dan wabah datang, dan rasanya tidak sama bagi saya," kata Trump, Jumat (15/4).

Trump mengungkapkan kekecewaannya pada Xi Jinping. Padahal sebelumnya Trump berulang kali mengatakan ia memiliki hubungan baik dengan presiden China itu. "Tapi sekarang saya tidak ingin berbicara dengannya," kata Trump dalam wawancara yang direkam pada Rabu (13/5) lalu.

Trump ditanya tentang saran senator Partai Republik agar AS menolak visa mahasiswa China yang ingin belajar bidang yang berkaitan dengan keamanan nasional. Seperti komputer kuantum dan kecerdasan artifisial.

"Ada banyak hal yang dapat kami lakukan. kami dapat lakukan banyak hal, kami dapat memotong seluruh hubungan. Sekarang jika Anda melakukannya, apa yang akan terjadi? Anda menghemat 500 miliar dolar AS," kata Trump.

Uang sebesar 500 miliar dolar yang dimaksud Trump adalah impor tahunan AS dari China. Ia sering kali menyebut impor itu uang yang hilang.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakanmenjaga hubungan bilateral kedua negara akan bermanfaat bagi rakyat kedua negara dan keamanan serta stabilitas dunia. "Saat ini baik China dan AS harus lebih banyak bekerja sama dalam memerangi virus, mengobati pasien, dan mengembalikan produksi ekonomi. Tapi hal ini mensyaratkan AS bersedia bekerja sama dengan kami," kata Zhao.

Pernyataan Trump ini memicu Hu Xijin, pemimpin redaksi tabloid Global Times yang dikelola pemerintah China, mengejeknya. Hu menyinggung pernyataan Trump bulan lalu tentang menyuntikkan disinfektan ke tubuh pasien Covid-19.

"Presiden ini pernah menyarankan pasien Covid-19 disuntik desinfektan. Ingat ini dan Anda tidak akan terkejut saat ia mengatakan akan memotong seluruh hubungan dengan China," cicit Hu di Twitter.

Sementara itu di stasiun televisi yang sama Menteri Keuangan AS  Steven Mnuchin mengatakan Cina harus memberikan informasi lebih banyak lagi tentang virus corona. Saat ini kata Mnuchin, Trump sedang meninjau opsinya.

"Presiden prihatin, ia meninjau semua opsinya. Jelas kami sangat prihatin dengan dampak virus corona terhadap ekonomi, lapangan pekerjaan Amerika, kesehatan publik Amerika, dan presiden melakukan segalanya untuk melindungi ekonomi dan melindungi pekerja Amerika," kata Mnuchin.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement