REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Hari Raya Idul Fitri tinggal beberapa hari lagi. Bersamaan dengan itu, ada tradisi tahunan untuk merayakan akhir Ramadhan, yakni membeli busana baru. Adanya pandemi global Covid-19 tahun ini, sedikit banyak mengubah rencana masyarakat Malaysia dalam merayakan Hari Raya, termasuk untuk urusan berbelanja pakaian baru.
Eksekutif Pemasaran Qaira Holdings Sdn Bhd, Miqdad Abdul Walad mengatakan, bisnis saat ini dalam keadaan menderita bahkan dengan Hari Raya Idul Fitri yang semakin dekat. Ini semua terjadi karena banyak keraguan dalam diri orang Malaysia terhadap virus Covid-19.
“Sejujurnya, perintah kontrol gerakan (MCO) telah mempengaruhi bisnis kami. Penjualan kami telah berkurang hampir 50 persen," kata Miqdad dikutip di Malay Mail, Jumat (15/5).
Selama krisis, ia harus memotong sebagian harga agar setara dengan pesaing lainnya. Qaira Holdings mengelola sembilan gerai Jilbab Qaira di seluruh Malaysia.
Perusahaan ritel ini menjual pakaian Muslim wanita termasuk syal, blus, baju kurung dan kebaya. Toko-tokonya tersebar di Johor, Kedah, Negri Sembilan, Perak, Selangor, dan Terengganu.
Ia juga menyebut, untuk saat ini sulit mendorong penjualan, meski menggunakan promosi Hari Raya. Aturan MCO membuat pelanggan lebih waspada dan berhati-hati untuk keluar dari rumah.
Adapun target pelanggan perusahaan ini sebagian besar berusia 30-60 tahun. Selama ini, mereka lebih suka datang ke toko untuk melakukan pembelian.
"Kondisi saat ini sulit bagi kami, karena pelanggan tidak dapat menggunakan kamar pas di bawah SOP baru. Mereka tidak diizinkan mencoba baju di kamar pas sehingga penting bagi mereka untuk merujuk pada pengukuran dari situs kami sebelum datang ke toko," ujar Miqdad.
Ia juga mengatakan semua staf dan pelanggan Qaira disarankan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan kesehatan mereka. Diinformasikan pula mereka harus mematuhi SOP baru.
Setiap satu sesi belanja hanya empat pelanggan yang diizinkan masuk. Sebelumnya, akan dilakukan pengecekan suhu dan pendataan, serta diberikan cairan sanitasi tangan.
Dia menambahkan, semua barang yang dikembalikan akan dibersihkan setelah diterima. Ini untuk menjaga semua produk tetap aman bagi semua orang.
Meski toko mereka tetap dibuka, Miqdad menyarankan pelanggan berbelanja dari situs daring jika memungkinkan. Ini untuk mengurangi waktu yang dihabiskan di luar rumah, serta semua pakaian yang dijual tersedia di situs mereka dan platform e-commerce.
Salah satu pendiri My Papillon Hijab Boutique, Haslinda Md Isa menyatakan berbelanja daring kini menjadi salah satu alternatif terbaik untuk membeli pakaian baru di Hari Raya tahun ini. "Dari sudut pandang saya, pembelian online lebih baik untuk saat ini. Tidak ada kontak atau apa pun yang terjadi selama transaksi online," kata Haslinda.
Ia menyebut masyarakat masih bisa berbelanja di outlet mereka. Namun, harus mengukuti SOP yang telah dibuat dan mengambil tindakan pencegahan seperti yang direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan.
My Papillon terletak di Parade Subang, Subang Jaya. Perusahaan ini didirikan pada 2018 oleh Haslinda dan suaminya, Mohd Rizal, dengan tujuan membawa syal halus dan mewah dari butik-butik desainer ke publik.
Wanita berusia 45 tahun ini menyebut MCO telah memengaruhi rencana masa depannya untuk mengembangkan merek Papillon. Dana yang dimiliki saat ini disalurkan untuk mempertahankan perusahaan selama masa sulit ini.
"Jelas pandemi telah mempengaruhi bisnis di seluruh dunia, dan kami tidak terhindar darinya, "katanya.