Jumat 15 May 2020 17:26 WIB

PGN Raih Penghargaan di IPRA

IPRA memberi apresiasi tinggi terhadap peran dan fungsi Public Relation perusahaan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
PGN memutuskan untuk membagikan deviden tahun buku 2019 sebesar Rp 1.007.477.080.625,76 atau Rp 41,56 per lembar saham kepada Pemerintah dan Pemegang Saham dalam RUPST PGN 2020..
Foto: PGN
PGN memutuskan untuk membagikan deviden tahun buku 2019 sebesar Rp 1.007.477.080.625,76 atau Rp 41,56 per lembar saham kepada Pemerintah dan Pemegang Saham dalam RUPST PGN 2020..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN meraih Popular Energy Company for Covid-19 Handling Social Responsibility Activity Strategy, dalam ajang Indonesia Public Relation Award (IPRA) 2020. Penghargaan ini didasarkan pada proses riset yang mendalam lewat beberapa metode.

Salah satunya adalah media content analysis untuk dapat melihat lebih jauh isi dari sebuah teks dan berbagai pemberitaan terkait perusahaan yang bersangkutan.

Baca Juga

Ajang tersebut bermaksud memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap peran dan fungsi Public Relation dalam menopang sebuah perusahaan untuk mewujudkan kinerja yang maksimal. Selain itu, peseroan juga menyabet penghargaan dalam ajang Indonesian Corporate Branding PR Awards yang diselenggarakan Iconomics.

Penganugerahan Indonesia Corporate Branding PR Award ini melewati proses panjang. Untuk pertama kalinya di Indonesia, sebuah kajian citra perusahaan dibuat atas dasar commercial, organizational, dan social. Ketiga pilar penilaian ditentukan berdasarkan pengalaman bertahun-tahun menjalankan riset corporate brand equity pada puluhan industri.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, peran Public Relation harus membuat citra Indonesia positif, melalui informasi yang objektif dan membawa semangat positif.

“Kepada para insan-insan kehumasan Indonesia khususnya yang diberikan atau yang mendapat award saya mengucapkan selamat sekali lagi, dan pastikan saat ini adalah saatnya dimana kehumasan mengambil peran yang besar pada saat dunia," ujar Jhony dalam keterangannya, Jumat (15/5).

Sementara, Ketua Perhumas Agung Laksmana mengungkapkan, ada Fakta menarik, Covid-19 tidak dapat dikontrol, untuk itu Public Relation fokus pada yang bisa dikontrol. Sejak pandemi ini peningkatan 70 persen di web browser artinya banyak banyak diakses lewat digital.

Public Relation perlu merubah strategi, pertama beradaptasi mengamati sekeliling kita, sebab tren dan bisnis model berubah. Kedua, Public Relation harus tau audience bagaimana kebiasaan mereka, faktanya untuk dapat atensi audiens hanya dalam 8 detik.

Ketiga, Public Relation harus tetap eksis, audiens tetap butuh informasi tentang brand perusahaan anda. Ke empat, ini harus jadi inspirasi bagi Public Relation menyediakan konten kratif harus buat story sale yang jeli.

"Akhirnya praktisi Public Relation harus sadar stategi PR harus marathon bukan sprint," imbuh Agung.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement