REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memastikan tetap menerapkan protokol kesehatan saat menyalurkan bantuan. Selama pandemi Covid-19, Baznas berkomitmen untuk tidak mengumpulkan massa mustahik dalam satu tempat. Cara yang ditempuh adalah, menyalurkannya langsung ke rumah-rumah mustahik yang terdata.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Baznas M Arifin Purwakananta. Menurut dia, Baznas menerapkan push strategy dalam menyalurkan bantuan kepada mustahik. Metode demikian dinilai efektif sebagai upaya memutus mata rantai virus Covid-19 selama distribusi bantuan.
"Kami sangat menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat, sehingga kami mengupayakan seluruh bantuan kita berikan ketempat mereka masing-masing," kata Arifin dalam sesi tanya jawab via konferensi jarak jauh, Jumat (15/5).
"Kami menghindari program yang sifatnya full yaitu membuka dan mengajak orang untuk berduyun-duyun ke satu tempat, ada antrean, sehingga itu akan membahayakan mereka masyarakat ketika Covid-19 masih menyerang kita semua," katanya.
Arifin memastikan, meski sibuk menyalurkan bantuan, Baznas, tetap menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat. Sehingga Baznas mengupayakan semua bantuan, termasuk beras, yang akan berikan dari program Sophee Tanam.
"Yaitu membawa bantuan dengan tim dan relawanan ketempa kantong kemiskinan dan memberikan kepada mereka masing-masing yang membutuhkan bantuan," katanya.
Arifin menuturkan, sampai saat ini sejak awal Ramadhan telah menyebarkan beras zakat fitrah kepada yang jumlahnya sekitar 500 sampai 1.000 ton. Beras zakat fitrah itu telah selesai diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan yang pada umumnya mereka menjadi lebih miskin karena terdampak Covid-19.