Jumat 15 May 2020 20:01 WIB

Permintaan Sektor Halal akan Meningkat karena Covid-19

Peluang wisata halal akan kembali meledak.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Wisata Halal
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Wisata Halal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permintaan sektor halal diproyeksikan akan semakin meningkat setelah masa wabah Covid-19 berakhir. Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Rahmatina A Kasri menyampaikan kondisi saat ini telah membawa perubahan besar pada masyarakat.

"Demand di sektor halal diperkirakan akan meningkat," katanya dalam ISPE Lecture Islamic Economic Series Indef, Jumat (15/5).

Baca Juga

Contoh di makanan halal, masyarakat semakin sadar pentingnya halal dan tayyib. Seperti yang diketahui wabah berasal dari pasar tradisional di Wuhan, China yang salah satunya menjual makanan tidak halal dan tayib.

Makanan halal akan menjadi pilihan bagi masyarakat yang mementingkan kesehatan, juga keamanan. Seiring dengan perilaku baru, masyarakat juga jadi lebih peduli pada kebersihan. Sehingga produk halal jadi incaran.

"Label halal akan jadi primadona di mata konsumen karena kalau halal sudah pasti aman," katanya.

Tren minuman sehat seperti jamu juga bisa meningkat. Produk yang sifatnya menyehatkan mulai banyak dicari sehingga menjadi peluang bisnis. Saat jamu ini diberi label halal maka akan menjadi nilai tambah bagi pencarian konsumen.

Peluang wisata halal juga akan kembali meledak. Karena seiring dengan pembatasan sosial yang ada saat ini, masyarakat mulai menginginkan liburan. Sehingga sektor pariwisata harus bersiap dengan lonjakan permintaan di masa wabah selesai.

"Saatnya wisata halal untuk berbenah diri, ketika nanti Covid-19 selesai mereka harus siap-siap dengan ledakan wisata masyarakat," katanya.

Peluang untuk pendidikan online dan ibadah virtual pun semakin meningkat dengan banyaknya permintaan. Rahmatina menyampaikan, sebuah survei di AS yang dilakukan McLaughlin & Associates menyebutkan, masa wabah membuat masyarakat menjadi lebih religius.

Sebanyak 44 persen responden beranggapan krisis Covid-19 terjadi adalah pertanda bahwa masyarakat harus kembali pada Tuhan. Masyarakat lebih cenderung untuk mendekatkan diri pada Tuhan.

Dalam situasi keterbatasan, agama menjadi medium yang jadi sandaran bagi individu untuk mengurangi kepanikan dan kekhawatiran. Agama menjadi sandaran mencari ketenangan sekaligus harapan.

"Orang menjadi lebih religius sehingga ini peluang bagi brand-brand halal, karena mereka punya nilai-nilainya," katanya.

Rahma juga menyebut meski peluang besar di depan mata, tetap ada tantangan yang harus dicarikan solusinya. Seperti infrastruktur baik di bidang energi, internet, sinyal, keuangan, mindset dan literasi, berkurangnya daya beli masyarakat, tidak jelas kapan berakhirnya, serta terbatasnya kemampuan dan bantuan pemerintah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement