REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Danareksa Investment Management (DIM) mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM). Secara year-to-date, dana kelolaan DIM tumbuh empat persen menjadi Rp 35 triliun per April 2020.
Instrumen pendapatan tetap disebut menjadi faktor utama pertumbuhan dana kelolaan reksa dana DIM. Selama empat bulan terakhir, instrumen tersebut bergerak dari Rp 22,7 triliun menjadi hampir sebesar Rp 25 triliun.
"Lebih dari 60 persen investasi DIM ada pada instrumen pendapatan tetap
termasuk pada obligasi pemerintah dan obligasi korporasi dengan rata-rata peringkat kredit AA," Chief Executive Officer DIM, Marsangap P Tamba, Jumat (15/5).
Selain pendapatan tetap, DIM juga menempatkan beberapa produk reksadana berbasis saham pada saham-saham berkapitalisasi besar dengan histori laba yang baik. Marsangap mengatakan tingkat likuditas dari berbagai portfolio DIM saat ini cukup tinggi dan ditempatkan rata-rata pada bank buku III.
Menurut Marsangap, preferensi ini cukup penting untuk menopang kelanjutan investasi jangka panjang. Marsangap melihat fluktuasi jangka pendek akan terus berlanjut di masa yang sulit ini. Oleh sebab itu, memilih instrumen yang tepat untuk investasi sangatlah penting.
"Pemilihan terhadap instrumen yang lebih likuid dan berkualitas tinggi tentunya akan terus menjadi fokus kami sambil memantau peluang yang mungkin terjadi," jelas Marsangap.
Selama pandemi Covid-19 ini, Marsangap mengasumsikan dana kelolaan masih stabil dikisaran Rp 35 triliun. Marsangap mengakui, pembatasan aktivitas sosial yang diberlakukan saat ini menjadi salah satu tantangan dalam bertumbuh.
"Meskipun saumsinya stabil, kita tetap antisipasi ada penurunan 10 persen," tutur Marsangap.