REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta untuk mempertimbangkan zona aman Covid-19, jika memulai kembali aktivitas belajar mengajar di Sekolah. Selain itu, Anies menilai aktivitas belajar di sekolah tak bisa dimulai secara serentak di semua wilayah Jakarta, karena ada sekolah yang terletak di zona merah.
"Terutama untuk sekolah SD. Di Jakarta ini ada red zone (zona merah) ada green zone (zona hijau). Misalnya di Rorotan, itu belum terdeteksi ada Covid-19 sama sekali. Tempat itu bersih, enggak ada masalah," kata Anies dalam rekaman rapat pimpinan Pemrov DKIdi Jakarta, Jumat (15/5).
Anies menjelaskan poin penting sebelum membuka aktivitas kegiatan sekolah adalah melihat data peta lokasi sekolah dengan sebaran Covid-19 di Jakarta. Hal itu agar dengan demikian ada setidaknya tiga alternatif yang dapat diterapkan.
Ia menjelaskan, pertama membuka aktivitas kegiatan sekolah, dengan sebagian siswa belajar di sekolah, kedua membuka sebagian sekolah dengan semua siswa belajar di sekolah dan ketiga membuka sebagian sekolah dengan sebagian siswanya belajar di sekolah.
"Mungkin data sekolah masuk terlebih dahulu di dalam sistem aplikasi kita, untuk kemudian sekolah-sekolah ini bisa mengetahui seberapa tinggi risiko di wilayahnya," ujarnya.
Anies menyebut, beberapa daerah yang masih menjadi lokasi zona merah rawan penularan Covid-19 di Jakarta, seperti Pondok Kelapa, Tanah Abang dan Petamburan. Dengan begitu, kata dia, Disdik DKI harus memperhatikan dalam memberlakukan pembukaan sekolah dengan cara khusus atau berbeda.
"Di lokasi itu tentu prosedur pembukaannya berbeda. Jadi, menurut saya alternatif ini menarik. Penerapannya di tempat berbeda dengan rumus yang berbeda. Jadi, jangan simetrik untuk seluruh wilayah," ujar Anies.
Lebih lanjut, Anies menambahkan, pembukaan aktivitas sekolah harus tetap menerapkan protokol kesehatan dan Covid-19. Dia meminta agar seluruh sekolah menyediakan tempat pencuci tangan, cairan pembersih tangan (handsanitizer) dan menerapkan jaga jarak fisik dalam ruang kelas belajar mengajar.
"Kalau perlu mulai sekarang, di tiap sekolah harus ada tempat cuci tangan. Bukan enggak mungkin tiap depan pintu kelas semuanya ada tempat cuci tangan," katanya.