Jumat 15 May 2020 23:22 WIB

Bantuan Covid-19 Belum Terkoordinasi dengan Baik

Ada Rp 681 miliar bantuan Covid-19 dari 467 kegiatan filantropi selama Februari-Mei.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia, Hamid Abidin
Foto: Facebook
Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia, Hamid Abidin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur filantropi Indonesia Hamid Abidin, menyampaikan hingga Mei 2020, Filantropi Indonesia (FI) mencatat jumlah donasi untuk penanganan Covid-19 mencapai Rp 681 miliar. Jumlah donasi tersebut tercatat dari 467 kegiatan filantropi selama periode Februari-Mei 2020.

Selama periode tersebut, Hamid mengatakan, tercatat 101 inisiatif penyaluran sumbangan dan 366 kegiatan penggalangan donasi. Menurut Hamid, inisiatif tersebut dilakukan oleh organisasi filantropi/nirlaba, perusahaan, komunitas maupun individu. Kemudian Sebagian bantuan dialokasikan untuk mendukung logistik dan APD tenaga medis serta bahan makanan untuk masyarakat terdampak Covid 19.

Baca Juga

Kebutuhan lain yang juga didukung adalah sarana kesehatan, pencegahan Covid, Penyediaan Logistik Masyarakat, riset, edukasi masyarakat dan pemberdayaan ekonomi. “FI melakukan kajian dan pemantauan dengan mengumpulkan dan menganalisis inisiatif filantropi untuk Covid-19 yang dipublikasi secara online. Hasilnya disajikan dalam website Filantropi Tanggap Covid-19 yang bisa diakses di www.covid19filantropi.id," kata Hamid, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/5).

Dia mengatakan, website Filantropi Tanggap Covid-19 tersebut diluncurkan Jumat siang (16/5) di Jakarta pada pembukaan acara Philanthropy Learning Forum (online). Acara menghadirkan beberapa pembicara, yaitu Alfatih Timur (CEO Kitabisa.com), Josephine Satyono (Direktur Eksekutif IGCN), Ani Iriani (PPSDB Kemensos), dan Tommy Hendrajati (Ketua Gugus Tugas Kode Etik Pengambangan Filantropi Indonesia).

Hamid menambahkan, kegiatan filantropi untuk penanganan Covid-19 berbeda dengan bencana di tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan kali ini disebutnya lebih berisiko dan berdampak luas.

Pegiat filantropi harus bekerja di tengah wabah virus yang mudah menyebar, pembatasan aktivitas dan mobilisasi warga, serta ancaman resesi ekonomi. Kondisi tersebut mengharuskan mereka untuk mengembangkan pendekatan dan strategi baru bagi kegiatan filantropi.

Untuk menyiasati kondisi tersebut, kata Hamid, pegiat filantropi lebih banyak menggunakan platform digital,  memanfaatkan crowdfunding. Juga melibatkan para tokoh atau selebritas sebagai influencer atau fundraiser.

Kolaborasi multipihak inilah yang berhasil mendatangkan donasi dalam jumlah besar. Contoh kolaborasi multipihak itu, di antaranya penggalangan donasi oleh Selebgram Rachel Vennya, #KonserDariRumah yang digagas Najwa Shihab dengan para musisi, dan Konser amal Almarhum Didi Kempot.

"Semuanya sukses berkat kolaborasi influencer dan platform crowdfunding didukung media. Penggunaan digital payment juga berperan besar karena memudahkan masyarakat dalam menyalurkan bantuan," terang Hamid.

Sayangnya, menurut Hamid, sebagian besar inisiatif filantropi ini tidak terkoordinasi dengan baik. Sehingga belum bisa menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dengan jenis bantuan tersedia.

Tak heran, dia mengatakan, di tengah maraknya kegiatan dan penyaluran bantuan masih banyak keluhan terkait keterbatasan dan kelangkaan kebutuhan di masyarakat. Belum ada pihak yang menjalankan peran sebagai penghubung kebutuhan masyarakat dengan potensi bantuan yang melimpah.

“Diperlukan media komunikasi yang bisa berperan sebagai marketplace dan menghubungkan bantuan dari para donatur dengan kebutuhan masyarakat. Kami berharap website Filantropi Tanggap Cofid bisa memainkan peran komunikasi sekaligus koordinasi tersebut,” kata Hamid.

Sementara Anggota Badan Pengurus FI, Suzanty Sitorus, menyatakan bahwa website ini dikembangkan untuk menjadi media komunikasi dan koordinasi lembaga-lembaga filantropi dalam membantu penanganan pandemi Covid-19 dan mengatasi dampak sosialnya. Menurutnya, dampak yang ditimbulkan oleh pandemik global Covid-19 sangat luas dan dalam.  Sehingga masa kedaruratan dan pemulihan akan membutuhkan waktu dan sumber daya yang luar biasa besar.

"Pada saat ini, peran filantropi sangat dibutuhkan untuk membantu Indonesia dapat segera pulih dan bangkit. Beberapa organisasi nirlaba dan korporasi sudah mulai berkontribusi untuk membantu kelompok-kelompok paling rentan di masyarakat menghadapi masa-masa penuh tantangan ini," tegasnya.

Menurut Suzanty Filantropi Tanggap Covid-19 merupakan sebuah inisiatif yang lahir dari pertemuan antara Filantropi Indonesia dengan para anggota dan mitra pada 2 April 2020. Pertemuan ini menghasilkan komitmen bersama untuk memperkuat koordinasi dan sinergi yang lebih efektif antar lembaga filantropi dan pemerintah.  Juga sektor lain dalam mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan dampak sosialnya di Indonesia.

“Melihat kebutuhan akan platform informasi dan koordinasi antar lembaga filantropi yang bekerja di lapangan untuk penanggulangan Covid-19. Filantropi Indonesia bekerja sama dengan anggota dan mitra membangun situs (website) daring yang dapat diakses publik," ungkap Suzanty.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement