Warta Ekonomi.co.id, Bogor
Sebelum pandemi corona melanda, Airbnb telah berniat untuk melantai di bursa. Namun sayang, wabah itu telah menghantam bisnis perusahaan itu.
Kini, Airbnb memutuskan untuk memecat 25% staf, 1.900 orang dalam angka, setelah krisis corona terjadi. Namun, ribuan pekerja itu dilaporkan tetap mendapat pesangon dan tunjangan.
"Pengurangan staf yang kami lakukan merupakan PHK dengan cara yang penuh kasih," kata CEO Airbnb, Brian Chesky, dikutip dari Business Insider, Jumat (15/5/2020).
Baca Juga: Karena Kasus Manipulasi Pendapatan, Bos Startup Kopi Saingan Starbucks Ini Diminta Resign
Baca Juga: Airy Konfirmasi Gulung Tikar di Akhir Bulan, Refund Tiket dan Hotel Cuma Berlaku Buat . . . .
Selain melakukan PHK, Airbnb mengaku akan fokus pada bisnis baru dalam jangka panjang. Kini, Airbnb menawarkan pengalaman daring melalui konferensi video, bekerja sama dengan RxR Realty.
Namun, para analis khawatir sewa jangka pendek perusahaan akan membuatnya kesulitan merebut pangsa pasar.
Perlu diketahui, kerugian perusahaan itu dilaporkan membengkak 674 juta dolar bahkan sebelum corona memukul bisnisnya. Krisis corona memperparah kelemahan penting dalam model bisnis perusahaan itu.