REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pelajaran sejarah, bahkan di Indonesia, selalu dikatakan Columbus adalah orang pertama yang menemukan benua Amerika. Benarkah demikian?
Padahal, sebelum itu kerajaan Islam telah menguasai hampir separuh belahan bumi. Sejumlah bukti menunjukkan umat Islam dari Spanyol dan Afrika Barat datang lebih dulu dari Columbus. Kehadiran mereka di Amerika diperkirakan berjarak lima abad sebelum Columbus.
Dalam catatan sejarah terekam bahwa pada abad pertengahan, semasa kepemimpinan Khalifah Abdul Rahman III dari Bani Umayah, umat Islam Afrika telah berlayar dari Spanyol menuju Delba dan mereka terdampar ke samudera yang gelap dan berkabut. Mereka kembali setelah sekian lama menghilang dan menceritakan kisah daerah yang belum pernah mereka kenal.
Merunut ke belakang, kekhalifahan terakhir di Spanyol, Granada jatuh ke tangan kaum Kristiani pada 1492 Masehi. Dan itu hanya sesaat sebelum rasa ingin tahu membawa Columbus ke Amerika.
Setidaknya ada dua catatan yang menyebutkan kehadiran umat Islam di Amerika Latin sebelum 1550 Masehi. Ada piagam yang dikeluarkan pada 1539 yang ditandatangani Raja Spanyol Charles V.
Piagam tersebut melarang orang Islam dikubur di daerah pendudukan Spanyol di Amerika Latin. Piagam itu diratifikasi pada 1543. Raja Charles juga memerintahkan pejabatnya mengusir semua umat Islam di jajahan Spanyol termasuk Amerika Latin.
Sejarawan Islam Abdul Hasan Ali bin Al Husein Al Masudi menulis dalam bukunya Muruj Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar bahwa sepanjang pemerintahan khalifah Islam Spanyol Ibn Muhammad (888-912 Masehi) seorang navigator Muslim Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad dari Kordoba berlayar dari Delba (Palos) pada 889 Masehi. Ia menyeberangi Samudera Atlantik dan mendapati wilayah yang tak dikenal yang ia sebut Ard Majhoola.
Dalam peta yang dibuat Al Masudi, ada wilayah besar di wilayah samudera yang dikatakan Muslim Khashkhash sebagai lautan yang gelap dan berkabut. Gambar itu merujuk pada benua Amerika.