Ahad 17 May 2020 00:07 WIB

Inggris Gunakan Penciuman Anjing untuk Deteksi Corona

Pemerintah Inggris mendanai penelitian penciuman anjing untuk mendeteksi corona

Anjing Labrador. Peneliti di Inggris akan menggunakan penciuman anjing untuk mendeteksi pasien terpapar corona.
Foto: dailymail.co.uk
Anjing Labrador. Peneliti di Inggris akan menggunakan penciuman anjing untuk mendeteksi pasien terpapar corona.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kemampuan anjing untuk mengendus apakah seseorang terinfeksi virus corona akan diuji oleh para peneliti Inggris. Langkah ini dilakukan dalam upaya mengembangkan cara cepat dan noninvasif untuk mendeteksi penyakit tersebut.

Pemerintah Inggris mengatakan pada Sabtu (16/5) bahwa pihaknya akan mendanai 500 ribu poundsterling (sekitar Rp 9 miliar) untuk penelitian, yang akan dilakukan di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Universitas Durham dan badan amal Inggris, Medical Detection Dogs.

"Anjing pendeteksi biologis berhasil menemukan kanker secara spesifik dan kami yakin inovasi ini mungkin memberikan hasil yang cepat sebagai bagian dari strategi uji kami yang lebih luas," kata Menteri Inovasi James Bethell.

Enam anjing, jenis labrador dan cocker spaniel, akan diberikan sampel bau pasien Covid-19 dari rumah sakit London, dan akan dilatih untuk membedakan bau mereka dari orang yang tidak terinfeksi.

Medical Detection Dogs menyebutkan pihaknya pernah melatih anjing untuk mendeteksi kanker tertentu, penyakit Parkinson dan malaria. Jika nantinya berhasil, satu anjing akan mampu memeriksa hingga 250 orang dalam satu jam dan akan digunakan di ruang publik serta di bandara.

Para peneliti di Amerika Serikat dan Prancis juga sedang berupaya melatih anjing untuk mendeteksi penyakit tersebut. Sejumlah kecil anjing juga diketahui telah tertular Covid-19, yang kemungkinan besar dari pemiliknya, menurut dokter hewan di Amerika Serikat, Belanda serta Hong Kong.

sumber : Antara/Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement