Sabtu 16 May 2020 22:07 WIB

Dana Kompensasi BUMN Dinilai Solusi Pertumbuhan Ekonomi

Pengamat menilai dana kompensasi BUMN bisa menjadi solusi pertumbuhan ekonomi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Toto Pranoto
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Toto Pranoto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Universitas Indonesia Toto Pranoto menyebut rencana pemerintah membayarkan dana kepada sejumlah BUMN merupakan langkah tepat guna memperbaiki ekonomi usai pandemi Covid-19. Dia mengatakan, langkah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2020 dapat menggerakkan sektor prekonomian nasional.

"Saya kira itu merupakan langkah terobosan supaya BUMN strategis, seperti PLN dan HK, maupun BUMN enabler sebagai penggerak ekonomi masyarakat bawah, dapat terus bergerak menumbuhkan perekonomian sekaligus melayani kebutuhan hajat hidup publik," kata Toto dalam keterangan di Jakarta, Jum’at (15/5).

Baca Juga

Dia mengatakan, BUMN perlu untuk terus bisa bertumbuh sebagai sektor yang ikut menjadi penopang roda perkonomian nasional. Menurutnya, langkah pemerintah untuk mencairkan hutangnya kepada BUMN akan menjadi salah satu alternatif di tengah kondisi krisis saat ini.

Kendati, dia mengatakan, BUMN harus memanfaatkan semaksimal mungkin dana kompensasi yang telah cair tersebut. Dia melanjutkan, hal itu agar selaras dengan aksi korporasi yang juga efektif dan tepat sasaran.

"Perlu monitoring saja supaya eksekusi corporate actions-nya tepat sasaran," katanya.

Menurut Toto, akibat pandemi Covid-19 sejumlah sektor industri, terutama sektor transportasi sangat terpukul. Begitu juga, sambung dia, BUMN yang bergerak di bidang transportasi dan perhubungan.

Dia mengatakan, pembayaran kompensasi dari pemerintah itu adalah hal yang sudah dinantikan BUMN yang selama ini mensubsidi kebutuhan publik seperti PLN dan Pertamina. Lanjutnya, dana itu akan memperkuat arus kas yang melambaat akibat pandemi dan penurunan daya beli.

Selain dana kompensasi, pemerintah juga memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) pada sejumlah industri yang paling terdampak covid-19. PNM dialokasikan pada sejumlah BUMN infrastruktur seperti PT Hutama Karya maupun untuk pembiayaan bagi UMKM.

Toto juga menilai, PMN bagi BUMN yang sedang menggarap sejumlah proyek strategis sangat penting. Dia mengatakan, sebab selama ini proyek strategis yang dibangun menghasilkan multiplier effect yang akan menggerakkan perkekonomian masyarakat.

Misalnya seperti proyek infrastruktur yang akan menyerap banyak pekerjaan bagi masyarakat. Dia mnegatakan, di sisi lain, sektor swasta yang selama ini menjadi rekanan juga akan ikut tumbuh.

Menurutnya, jika proyek tersebut berhenti maka roda ekonomi yang lain pun berhenti. Selain itu, sambung dia, jika infrastruktur berhenti maka jalur logistik yang sangat vital bagi masyarakat juga bisa terganggu.

"Karenanya, PMN bagi sektor infrastruktur sangat penting sebagai bagian dari stimulus Covid-19," katanya.

Toto menilai PMN bagi perusahaan infrtastruktur adalah bagian dari usaha efektif pemerintah mencegah dampak luas Covid-19. Dia mengatakan, bagi HK sebagai proyek strategis Jalan Tol Sumatra, injeksi PMN ini akan membantu bergulirnya ekonomi kawasan karena kesempatan tumbuhnya lapangan kerja selama pandemi.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meneken Peraturan Pemerintah (PP) soal pemulihan ekonomi nasional (PEN) pascapandemi virus Covid-19. Dalam program PEN ini, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menerima dana kompensasi sebesar Rp 152,15 triliun.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement