REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Andai saat ini, hanya tinggal Indonesia satu-satunya negara yang masih dijajah secara militer apa yang akan Anda lakukan?
Terima kasih kepada Palestina yg pertama mendukung kemerdekaan Indonesia bersama negara-negara Arab lainya pada 1945 dulu.
“Tapi, Palestina, bangsa yang berjasa itu nasibnya masih tidak menentu. Padahal isu Palestina sangat penting bagi kita karena ini adalah bagian integral dari amanat konstitusi Indonesia,” kata Direktur Aman Palestin Indonesia, Ustadz Miftahudin dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia mengutip Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” "Lalu, adakah Palestina di hati kita?" ujarnya.
Miftahudin menambahkan, adalah Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, mufti besar Palestina dari 1922-1937, tokoh mewakili bangsa Palestina yang ikut mengakui kedaulatan Indonesia pada 6 September 1944. (M. Zein Hasan, Lc. Lt, Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, penerbit Bulan Bintang Jakarta, 1980, hal. 80).
Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk membalas kebaikan bangsa Palestina? Menurut Miftahudin, paling tidak ada tiga hal.
Pertama, ayo kita doakan Palestina agar cepat merdeka seperti saudaranya, Indonesia. “Kedua, yuk sebarkan info ini agar teman-teman dan saudara-saudara kita paham sejarah Palestina cinta Indonesia,” tuturnya.
Ketiga, ayo berdonasi untuk Palestina yan 72 tahun belum merdeka sejak 15 Mei 1948. Kirimkan donasi Anda melalui rekening Yayasan Aman Palestin Indonesia. Jazakumullah dan selamat memburu Lailatul Qadar di 10 akhir Ramadhan ini,” ujar Miftahuddin.