Sabtu 16 May 2020 23:32 WIB

Pakar: Covid-19 Percepat Perubahan Paradigma Pariwisata

Paradigma itu, yakni keselamatan sebagai fokus utama ketika hendak berwisata.

Red: Ratna Puspita
Foto udara suasana objek wisata Pentadio Resort yang sepi di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo (ilustrasi). Pandemi Covid-19 telah mempercepat perubahan paradigma pariwisata secara global pada era baru atau new normal, yakni keselamatan sebagai fokus utama ketika hendak berwisata.
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Foto udara suasana objek wisata Pentadio Resort yang sepi di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo (ilustrasi). Pandemi Covid-19 telah mempercepat perubahan paradigma pariwisata secara global pada era baru atau new normal, yakni keselamatan sebagai fokus utama ketika hendak berwisata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pariwisata Azril Azahari menilai pandemi Covid-19 telah mempercepat perubahan paradigma pariwisata secara global pada era baru atau new normal. Paradigma tersebut, yakni keselamatan sebagai fokus utama ketika hendak berwisata.

"Pandemi COVID-19 mempercepat waktu pergeseran dalam paradigma pariwisata baru, di mana awalnya saya perkirakan tahun 2030 namun ternyata di tahun 2020 paradigma baru tersebut muncul," kata Azril dalam seminar daring di Jakarta, Sabtu (16/5).

Baca Juga

Menurut dia, paradigma telah bergeser seiring perkembangan zaman dalam tempo yang relatif lama mulai dari "quantity tourism" kemudian bergeser menjadi "alternative tourism" pada 1980. Paradigma beralih ke "quality tourism" pada 2010, yang fokus pendekatannya lebih kepada partisipatif ketimbang profit.

Memasuki 2020 muncul paradigma pariwisata baru yang lahir akibat pandemi Covid-19, yakni paradigma "Next Normal Tourism". Paradigma ini terdiri atas keselamatan sebagai andalan utama, kemudian surprising dalam pengembangannya dan peningkatan kesadaran diri.