REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- kepala Staf TNI AD (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah melibatkan sebanyak 8.121 personel TNI AD.
"Kegiatan PSSB melibatkan satuan TNI AD sejumlah 8.121 orang yang melibatkan delapan Kodam, 11 Korem, dan 52 Kodim," kata dia, sebagaimana siaran pers TNI AD di Jakarta, Sabtu (17/5).
KSAD juga melaporkan mengenai ketersediaan stok darah di RS Pusat TNI AD Gatot Soebroto, satuan TNI AD yang terlibat dalam PSBB, dan pemeriksaan awak pesawat yang pulang bertugas dari Papua. Untuk memenuhi kebutuhan stok darah, RS Pusat TNI AD Gatot Soebroto bekerja sama dengan satuan TNI AD untuk donor darah karena setidaknya 30-40 kantong darah habis dalam setiap hari.
Asisten Operasi Kepala Staf TNI AD, Mayor Jenderal TNI Surawahadi melaporkan target penghimpunan sebanyak 1.110 kantong darah. Sampai sekarang ini baru didapatkan 493 kantong darah.
"Dengan rincian golongan darah A sebanyak 105 kantong, golongan darah B sebanyak 137 kantong, golongan darah AB sebanyak 28 kantong, dan golongan darah O sebanyak 193 kantong," jelas Surawahadi.
Selain itu, ia juga melaporkan satuan TNI AD yang terlibat dalam PSSB berasal dari delapan Kodam, 11 Korem, dan 52 Kodim yang meliputi empat provinsi, empat kabupaten, dan delapan kota. Berkaitan dengan personel awak pesawat penerbang TNI AD yang baru saja kembali bertugas dari Papua, dia menyatakan, "Mohon atensi dari tim kesehatan, apabila kembali dari penugasan, mohon diberikan kesempatan untuk diperiksa di RSPAD."
Menanggapi hal tersebut, Perkasa menyetujui agar personel Pusat Penerbangan TNI AD itu diuji melalui metode pemeriksaan paling akurat, yaitu metodePCR di RS Pusat TNI AD Gatot Soebroto.
"Memang ada unsur Penerbad yang masuk di satgas di Papua. Setelah mereka kembali akan dikoordinasikan untuk dikirimkan ke RSPAD untuk uji PCR," katanya.
Berbagai langkah itu, mulai pemantauan stok darah, pelibatan PSBB, hingga pemeriksaan kesehatan, kata Perkasa, merupakan upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.