Ahad 17 May 2020 08:54 WIB

Masyarakat Adat di Hutan Amazon Brasil Positif Virus Corona

Virus corona yang menyerang masyarakat adat Brasil dimanfaatkan penambang liar.

Rep: Febryan. A/ Red: Nur Aini
Ketua suku asli di desa Krimej, Kadjyre Kayapo dari suku Kayapo berfoto dengan latar belakang hutan yang dibuka oleh penebang hutan ilegal di perbatasan tanah pribumi Menkragnotire dan Biological Reserve Serra do Cachimbo, bagian dari hutan Amazon di Altamira, negara bagian Para, Brasil, Sabtu (31/8).
Foto: AP Photo/Leo Correa
Ketua suku asli di desa Krimej, Kadjyre Kayapo dari suku Kayapo berfoto dengan latar belakang hutan yang dibuka oleh penebang hutan ilegal di perbatasan tanah pribumi Menkragnotire dan Biological Reserve Serra do Cachimbo, bagian dari hutan Amazon di Altamira, negara bagian Para, Brasil, Sabtu (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pandemi virus corona Covid-19 telah menjangkiti 38 komunitas suku adat di Brasil. Ironisnya, kondisi itu malah dimanfaatkan oleh penambang dan penebang liar untuk merambah tanah adat.

"Virus ini mencapai wilayah adat di seluruh Brasil dengan kecepatan yang menakutkan," kata Asosiasi Masyarakat Adat Brasil (APIB) dalam pernyataannya yang dikutip Aljazirah, Jumat (15/5).

Baca Juga

Berdasarkan survei yang dilaksanakan APIB, ditemukan 446 anggota masyarakat adat yang terjangkit virus corona dan 92 di antaranya meninggal dunia. Kebanyakan kasus positif itu menyerang masyarakat adat di kawasan hutan Amazon Brasil.

Salah satu korban meninggal adalah Messias Kokama (53 tahun) pemimpin komunitas adat Parque das Tribos. Prosesi pemakamannya sesuai protokol penanganan jenazah korban Covid-19. Ia dibungkus dalam plastik dan menggunakan peti mati.

Adapun total kasus Covid-19 di Brasil telah mencapai 220.000. Sebanyak 15.000 di antaranya meninggal dunia. Kendati demikian, para ahli meyakini jumlah kasus 15 kali lebih besar dari angka di atas lantaran masih kurangnya pengujian.

Sementara itu, kelompok hak asasi Survival Internasional mengatakan, wabah Covid-19 yang melanda masyarakat adat dijadikan celah oleh penambang dan penebang liar untuk merambah tanah adat.

"Tanah adat yang tak terhitung jumlahnya sedang diserbu, dengan dukungan dari pemerintah yang ingin sepenuhnya menghancurkan masyarakat pertama negara itu dan tidak berusaha menyembunyikannya," kata Survival Internasional.

Kritik kelompok hak asasi ini mengarah ke Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Politisi sayap kanan itu tengah berupaya untuk membuka tanah adat yang dilindungi untuk digunakan sebagai areal pertanian dan pertambangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement