Ahad 17 May 2020 13:16 WIB

MUI: Lawan Covid-19, Disiplin Aturan dan Protokol Kesehatan

Di kawasan zona merah, shalat Jumat di masjid bisa diganti shalat zuhur di rumah.

mui
Foto: antara
mui

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Meskipun dalam suasana pandemi akibat virus corona atau Covid-19, yang terjadi saat ini, sejatinya masyarakat menjalani ibadah puasa ini harus tetap waspada dan berhati-hati, tidak panik dan tidak pula meremehkan dan mengentengkannya.

Selama berpuasa, masyarakat harus tetap disiplin dan bersama-sama melawan virus corona ini dan memutus mata rantai penyebarannya. Oleh karena itu, terus disiplin mengikuti aturan pemerintah, protokol kesehatan dalam bekerja dari rumah, harus senantiasa selalu diperhatikan.

“Tentunya kami meminta agar masyarakat untuk tetap mengikuti dan mantaati imbauan yang dikeluarkan pemerintah serta fatwa dan taushiyah dari MUI untuk tetap berada dan bekerja dari rumah,” ujar Rektor Institun Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya, Khairil Anwar, di Palangkaraya, beberapa waktu lalu.

Pria yang juga Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) ini menyampaikan hal tersebut agar di kawasan yang berzona merah menghidari salat berjamaah di masjid dan dialihkan dengan salat di rumah untuk sementara waktu bersama dengan keluarganya.

“Di kawasan yang berzona merah, sebaiknya salat Jumat di masjid bisa diganti dengan salat zuhur di rumah. Begitu pula salat tarawih dan tadarus Alquran, buka puasa bersama, dan salat Idul Fitri untuk sementara dilaksanakan di rumah saja. Yakinlah, bahwa sepanjang kita disiplin dan penuh kebersamaan mentaati perintah ulil amri (Pemerintah dan ulama), pencegahan tersebarnya Corona akan cepat berhasil,” tuturnya.

Meskipun dalam masa pandemi, Khairil menyampaikan agar umat Islam senantiasa untuk tetap ikhas,, bersyukur dan bersabar dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan ini.

“Ikhlas menjalani ibadah puasa di tengah pademi Covid-19 karena musibah ini sejatinya datangnya dari Allah SWT. Syukur terhadap nikmat yang diberikan kepada kita, seperti nikmat kesehatan dalam beribadah selama ini. Sabar terhadap musibah corona yang melanda umat manusia dan bangsa Indonesia. Yakinlah bahwa musibah ini adalah ujian bagi kita  orang yang beriman,” tuturnya

Selain itu, menurut pria yang merupakan dosen jurusan Syari’ah dengan keahlian Aqidah Filsafat ini, kebersamaan dan gotong royong juga dapat diwujudkan untuk bersama-sama menghadapi pandemi ini dengan melakukan berbagi dan menolong antar sesama.

“Orang yang kaya membantu dengan kekayaannya. Orang yang berilmu, cerdik cendekia membantu dengan ilmunya. Ulama membantu dengan nasehat dan ceramahnya yang menyejukkan. Dokter dan para medis membantu dengan ilmu medisnya. Orang yang sehat membantu membentuk sukarelawan dan membantu dengan tenaganya,” terang pria yang juga  Ketua Umum Badan Pengelola dan Imam Masjid Raya Darussalam (Islamic Center) Palangka Raya ini.  

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement