Ahad 17 May 2020 14:02 WIB

Warga Wuhan Menari di Luar Ruangan

Warga Cina memilih menari berkelompok kecil atau massal yang dilakukan di malam hari

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agus Yulianto
Seorang pria memakai masker untuk mencegah penyebaran virus Corona saat menggendong seekor anjing ketika melintasi di sepanjang jalan perbelanjaan Kota Wuhan di China.
Foto: AP / Mark Schiefelbein
Seorang pria memakai masker untuk mencegah penyebaran virus Corona saat menggendong seekor anjing ketika melintasi di sepanjang jalan perbelanjaan Kota Wuhan di China.

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Mengenakan topeng dan menjaga jarak sekitar satu meter, pria dan wanita di Wuhan berkumpul melakukan tarian di tepi sungai Yangtze pada Sabtu (16/5) malam. Beragam jenis musik terdengar mengiringi seratus orang yang akhirnya bisa berkegiatan di luar rumah.

Pemerintah telah menerapkan lockdown selama 76 hari di Wuhan. Karantina yang berakhir pada 8 April membuat warga mulai menjalankan aktivitas seperti biasa, meski sebagian besar pertemuan dalam ruangan besar masih dilarang, orang-orang memutuskan melakukan pertemuan besar di alam terbuka.

Warga Cina memilih menari berkelompok kecil atau secara massal yang dilakukan di malam hari. Mereka memilih lapangan umum, plaza, atau taman untuk menikmati kegiatan hiburan tersebut

"Sangat sulit untuk bernafas ketika mengenakan topeng ini untuk menari dan Anda tidak bisa menghilangkan keringat, tetapi suasana hati saya bagus, akhirnya kami bisa berkumpul," kata warga bernama Zhang Jing yang memutuskan bergabung kembali dengan kelompok dansa di awal Mei.

Jing merupakan salah satu warga dari seratus orang yang berkumpul di sungai Yangtze pada Sabtu malam. Dia menikmati alunan musik mulai dari dansa elektronik hingga musik pop Jepang. Sesekali dia bergerak selaras dengan musik yang diperdengarkan bersama warga lainnya, dengan mengenakan masker dan tetap berjarak satu dengan yang lain.

Meski warga mulai kembali beraktivitas dan mencari hiburan, kekhawatiran tentang penyebaran virus korona tetap ada. "Saya masih merasa sedikit terkekang, (menari) tidak merasa bebas dengan masker, dan saya agak takut bahwa mungkin ada infeksi silang," kata warga yang juga terlibat dalam acara tersebut, Fang Yuanyuan.

Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan pada akhir tahun lalu. Wilayah ini pun langsung menjadi pusat penyebaran virus di Cina dengan menyumbang sekitar 80 persen kasus total di negara itu. Keputusan lockdown melalui aturan yang ketat berhasil menahan laju penambahan kasus dan korban meninggal dunia.

Tapi, sejak pekan lalu, kota ini melaporkan kelompok pertama infeksi baru sejak karantina wilayah dicabut. Peristiwa ini pun memicu kekhawatiran gelombang kedua dan mendorong pihak berwenang meluncurkan kampanye untuk menguji semua 11 juta penduduk.

Komisi Kesehatan Nasional (NHC) Cina melaporkan, ada lima kasus Covid-19 yang terkonfirmasi untuk 16 Mei. Jumlah ini mengalami penurunan dari sati hari sebelumnya yang melaporkan delapan kasus baru. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement