Ahad 17 May 2020 15:25 WIB

KSP: Kita Siapkan Skenario Jika Corona tak Mereda 2-3 Bulan

KSP menilai penanganan Covid 19 butuh solidaritas nasional.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah akan menyiapkan sejumlah skenario jika pandemi Corona ini tak mereda dalam dua hingga tiga bulan ke depan. Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodharwardani menyampaikan, upaya mitigasi perlu dilakukan untuk melakukan penanganan penyebaran virus corona di daerah.

“Kita perlu mempersiapkan skenario jika pada 2-3 bulan ini covid-19 tidak mereda,” kata Jaleswari saat rakor penanganan covid-19 di kawasan Timur Indonesia, dikutip dari siaran resmi KSP, Ahad (17/5).

Baca Juga

Rapat ini digelar untuk memastikan penanganan covid di empat provinsi di kawasan Timur, yakni di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, NTB, dan juga Maluku. Ia mengatakan, pentingnya mengantisipasi transmisi lokal dari para pemudik serta memutus rantai penularan dari PDP dan ODP.

Selain itu, kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga dinilainya harus ditingkatkan guna menyelesaikan berbagai kendala yang ada. Termasuk masalah kurangnya APD bagi tenaga medis dan juga penyaluran bansos.

“Kita tidak bisa melihat penanganan covid-19 ini sebagai kerja sektoral, tapi membutuhkan solidaritas nasional. Untuk mengatasi pandemi ini, kita perlu membangkitkan modal sosial berdasarkan keunikan daerah masing-masing,” ujar dia.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menyampaikan pembatalan pelaksanaan PSBB karena masyarakatnya memiliki disiplin yang tinggi dan akan menerapkan inovasi lokasl. “Kami melakukan isolasi didukung pemenuhan logistik dan bekerja sama membentuk program duta covid-19,” ucapnya.

Menurutnya, jumlah pasien corona di rumah sakit pun terus menurun. Ia juga menargetkan pada akhir Mei ini tak ditemukan lagi kasus baru sehingga dapat dideklarasikan sebagai daerah hijau. “Kami berupaya keras karena Sulsel sebagai salah satu lumbung pangan nasional,” tambahnya.

Sedangkan, Wakil Gubernur NTB Sitti Djalilah mengatakan, kondisi di NTB saat ini terkendali. Namun, pemerintah daerah saat ini tengah fokus pada klaster Gowa yang telah menjalani rapid test dan sejumlah masyarakatnya pun menunjukan hasil yang reaktif. Menurut dia, seluruh warga yang reaktif dari rapid test tersebut telah menjalani karantina.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement