REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Lebih dari 250 seniman dan penulis global, mendesak agar Israel mengentikan pengepungan terhadap Gaza di tengah pandemi virus corona. Menurut mereka, pengepungan itu dapat membuat situasi Palestina semakin buruk.
"Jauh sebelum pandemi Covid-19 mengancam sistem kesehatan yang sudah buruk di Gaza, PBB telah memperkirakan bahwa wilayah yang diblokade akan mati pada tahun 2020. Dengan pandemi ini, hampir dua juta penduduk Gaza yang sebagian besar adalah pengungsi, menghadapi ancaman mematikan," ujar pernyataan bersama para seniman dan penulis global tersebut, dilansir Aljazirah.
Ratusan seniman dan penulis tersebut menandatangani sebuah pernyataan bersama yang mengecam blokade Israel atas Jalur Gaza. Diantara seniman dan penulis yang ikut berpartisipasi dalam penandatanganan itu diantaranya penyair Taha Adnan, penulis asal Kanada, Naomi Klein, sutradara Ken Loach dan aktor Viggo Mortensen.
Para seniman dan penulis tersebut menyatakan, sebelum pandemi virus korona rumah sakit di Gaza telah kekurangan sumber daya karena blokade Israel. Bahkan, sistem layanan kesehatan di Gaza tidak dapat mengatasi warganya yang terkena luka tembak akibat serangan Israel, sehingga mereka terpaksa diamputasi.
Laporan tentang kasus virus korona di Gaza telah membuat para seniman dan penulis tersebut prihatin. Oleh karena itu, mereka mendukung seruan Amnesty International untuk memberlakukan embargo terhadap militer Israel.
"Kami mendukung seruan Amnesty International pada semua pemerintah dunia untuk memberlakukan embargo militer terhadap Israel sampai negara itu sepenuhnya memenuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional," ujar pernyataan para seniman dan penulis.
Jalur Gaza telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007, ketika kelompok Hamas mulai menguasai wilayah itu. Israel dan Hamas tercatat telah melakukan perang sebanyak tiga kali dan mencapai gencata senjata pada 2018 yang diperbarui setelah serangan beruntun tahun lalu.