Ahad 17 May 2020 16:55 WIB

Bantu Perangi Covid-19, Keluarga Mualaf Tinggalkan Pekerjaan

Mualaf di Dubai itu menjadi perawat sukarela Covid-19.

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Bantu Perangi Covid-19, Keluarga Mualaf Tinggalkan Pekerjaan. Petugas berjalan melalui tempat parkir yang biasanya penuh di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin. Warga Dubai memilih berada di rumah akibat pandemi virus corona.
Foto: AP Photo/Jon Gambrell
Bantu Perangi Covid-19, Keluarga Mualaf Tinggalkan Pekerjaan. Petugas berjalan melalui tempat parkir yang biasanya penuh di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin. Warga Dubai memilih berada di rumah akibat pandemi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski ibadah di Masjid masih dibatasi, ekspatriat asal Filipina di Dubai, Maryam (32 tahun) tak menyia-nyiakan amalnya di bulan Ramadhan ini. Sebaliknya, Maryam dan keluarganya yang merupakan mualaf sejak 2015, menghabiskan sisa Ramadhan dengan membantu orang lain, utamanya yang terdampak Covid-19.

"Saya memang merindukan keluarga saya, tetapi Allah telah memilih saya untuk tujuan besar dan saya tidak bisa lebih bahagia," kata Maryam seperti dilansir Khaleej Times, Ahad (17/5).

Baca Juga

Meski menjauh dari keluarga, termasuk berhenti dari pekerjaanya, ia merasa masih sangat bersyukur. Terlebih, ketika menjadi perawat sukarela Covid-19 di fasilitas Al Warsan di Dubai.

Maryam mengaku, hanya bisa mengunjungi keluarganya sekali dalam dua pekan. Namun, kunjungan itu hanya bisa terjadi luar atau halaman rumah saja, mengingat kekhawatirannya sebagai carier Covid-19 bagi keluarga.

"Ramadhan adalah bulan rahmat dan pengorbanan, dan kali ini, saya mengalaminya dalam esensi sejati ketika saya menghabiskan sebagian besar waktu saya dengan pasien yang membutuhkan kepastian dan bantuan," tambah dia.

Tak hanya Maryam, mayoritas keluarga mualafnya, termasuk ibunya Fatima Dela Cruz dan kakak laki-laki Khalid Cuevas, juga ikut menjadi sukarelawan meski tak berhubungan dengan pasien. Biasanya, mereka membantu komunitas Muslim filipina dengan menyiapkan makanan buka puasa.

Namun demikian, baru-baru ini, keluaraga itu juga berinisiatif membuat masker bagi orang-orang di rumahnya. Bahkan, juga membagikan semprotan fumigasi secara gratis kepada yang membutuhkan.

Meski banyak membantu sesama, penghasilan keluarga itu nyatanya telah berkurang drastis. Terlebih, ketika Khalid dan Maryam kehilangan kontrak kerja dan mengundurkan diri dari pekerjaanya. Sehingga ibunya, Fatima, menjadi satu-satunya anggota keluarga yang masih berpenghasilan hingga kini.

Fatima mengatakan, Bersama bibi Maryam, Noor, dorongan bagi Maryam untuk mengundurkan dari pekerjaan sebelumnya telah diberikan. Tujuannya, agar bisa lebih fokus membantu sesama.

"Saya bangga dengan putri saya dan bahagia ia mengorbankan pekerjaannya, waktu keluarga, dan bahkan mempertaruhkan kesehatannya untuk melayani negara yang luar biasa ini, yang sekarang menjadi rumah kami,” ujar dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement