Ahad 17 May 2020 19:28 WIB

Surabaya tak akan Tutup Pasar Tradisional Selama Pandemi

Surabaya akan menerapkan protokol kesehatan untuk pengaturan pasar tradisional.

Red: Nur Aini
Warga beraktivitas di Pasar Kupang Gunung, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (17/5/2020). Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Kota Surabaya membuka kembali pasar itu setelah selama 14 hari ditutup untuk memutus penyebaran COVID-19
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Warga beraktivitas di Pasar Kupang Gunung, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (17/5/2020). Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Kota Surabaya membuka kembali pasar itu setelah selama 14 hari ditutup untuk memutus penyebaran COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya setelah mengevaluasi penutupan pasar tradisional selama masa pandemi Covid-19, memutuskan tidak akan lagi menutup pasar tradisional. Namun, Pemkot akan melakukan pengaturan dalam kegiatan pasar mengacu pada protokol kesehatan.

Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, kalau pasar ditutup maka para pedagang akan berusaha mencari tempat lain untuk berjualan dan hal itu bisa menimbulkan masalah di tempat lain.

Baca Juga

"Lebih baik pedagang tetap berjualan di pasar itu, tapi kita atur sesuai protokol kesehatan," kata Hebi di Surabaya, Ahad (17/5).

Ia menjelaskan, selanjutnya para pedagang di pasar tradisional harus mengenakan alat pelindung diri, minimal memakai masker, kaca mata, dan sarung tangan serta menyediakan cairan pembersih tangan. Selain itu, ia mengatakan, akan dilakukan pembatasan kerumunan dengan cara meminta warga mempercepat urusan di pasar serta pembatasan jarak antar pedagang dan pengunjung.

Ia mengatakan, pedagang yang kedapatan sakit akan langsung ditangani dan tempat dagangnyasementara akan ditutup. Dia juga mengimbau orang-orang yang berisiko tinggi tertular virus corona, seperti warga lanjut usia dan warga dengan penyakit bawaan sementara meminimalkan kunjungan ke pasar.

"Sosialisasi ini terus kami lakukan setiap hari dan yang paling penting adalah pengawasannya yang harus juga dilakukan setiap hari, dan yang bisa melakukan ini adalah pedagang dan pihak pengelola," katanya.

"Jadi, yang kami harapkan dua-duanya sama-sama jalan, perekonomian jalan dan pemutusan mata rantai Covid-19 juga jalan," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement