REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Agung Al Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menyelenggarakan kajian ceramah Islam secara daring melalui program Oase Ramadhan. Program tersebut untuk mengisi 10 malam terakhir Ramadhan sebagai pengganti kegiatan iktikaf yang ditiadakan karena pandemi Covid-19.
"Oase Ramadhan hadir setiap malam ganjil dalam 10 Ramadhan terakhir pada 20.00 sampai dengan 20.30 WIB," kata Ketua Panitia Ramadhan Masjid Agung Al Azhar Muhammad Zainul Arifin, Ahad (17/5).
Zainul mengatakan Oase Ramadhan Masjid Agung Al Azhar menghadirkan penceramah, ustadz hingga para tokoh agama serta tokoh muda. Beberapa tokoh agama yang mengisi kajian secara daring ini Prof Din Syamsudin, ustadz Hidayat Nur Wahid, hingga tokoh muda dokter Gamal Albisaid.
Penceramah lainnya Ustadz M Zaitun Rasmin dengan tema "Menghidupkan ibadah 10 malam terakhir", dan KH Memed Saruri dengan tema "Lawan Corono dengan C.O.R.O.N.A".
"Insya Allah malam 25 Ramadhan yang akan membawakan Oase Ramadhan dokter Gamal Albisaid," kata Zainul.
Kajian atau ceramah agama tersebut disiarkan melalui internet lewat kanal Youtube Masjid Agung Al Azhar. Untuk Oase Ramadhan malam 27 rencananya akan diisi oleh Ustadz Dr. H. Muhammad Hidayat Nurwahid, M.A dan malam 29, akan diisi oleh Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, M.A.
Zainul menambahkan, kajian daring Oase Ramadhan bagian dari pelayanan masjid kepada jamaah di tengah pandemi Covid-19. Sebelum pandemi Masjid Al Azhar memiliki 15 ribu jamah yang rutin mengikuti kajian yang setiap hari dilaksanakan secara tatap muka di masjid.
Dengan adanya pandemi, Masjid Agung Al Azhar tetap menyiarkan Islam dan mematuhi anjuran pemerintah untuk menerapkan PSBB. "Dengan adanya PSBB kita hormati, menyediakan kebutuhan akan ilmu dan berbagi ilmu agama dengan cara baru secara daring," katanya.
Kajian Islam daring ini bisa dinikmati oleh jamaah selain lewat kanal Youtube juga bisa lewat Twitter dan Facebook Masjid Agung Al Azhar. Kepala Kantor Masjid Agung Al Azhar Haji Iding mengatakan walau pintu-pintu masjid tertutup karena pandemi Covid-19, tapi syiar dan kebaikan Islam tetap terbuka secara daring.
"Sesuai semboyan kita, bangkit dari masjid. Sekarang masjid terpuruk, kita mulai dengan cara daring," kata Iding.