REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mengkaji ulang pemberlakuan sistem buka tutup pasar tradisional saat pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap kedua, sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus corona baru (Covid-19).
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin saat dikonfirmasi mengatakan hal itu dilakukan karena ada perbedaan persepsi dari Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur yang menyarankan sistem ganjil genap.
"Kami mengartikannya berbeda dengan sistem sehari buka sehari tutup sehingga kejadian di lapangan banyak masyarakat yang bergerombol membeli kebutuhan sehari-hari," katanya di sela penyerahan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa di Balai Desa Berbek, Sidoarjo, Ahad (17/5).
Ia mengemukakan di sisa waktu pelaksanaan PSBB di Kabupaten Sidoarjo akan diberlakukan sistem ganjil genap, karena dengan model seperti itu maka perekonomian di masyarakat tetap berjalan. "Bentuknya, lapak pedagang diberikan nomor ganjil dan genap, sehingga setiap hari tetap ada aktivitas ekonomi di pasar tradisional di Sidoarjo," katanya.
Meskipun demikian, pihaknya tetap mewajibkan kepada pedagang dan pembeli di masing-masing pasar tradisional itu tetap menerapkan protokol kesehatan demi menjaga penyebaran virus corona. "Kami tetap mewajibkan supaya penerapan protokol kesehatan itu diterapkan. Jangan sampai ada penyebaran virus corona atau Covid-19," katanya.
Penambahan kasus positif virus corona di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada Sabtu (16/5) 45 orang sehingga jumlah totalnya 281 orang. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Syaf Satriawarman dalam keterangan tertulis menjelaskan penambahan jumlah positif Covid-19 terbanyak selama terjadinya virus corona.
"Penambahan kasus confirm 45 pasien, terjadi di 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo," katanya.