Senin 18 May 2020 00:10 WIB

Ini Alasan Amien Rais Rajin Baca Alquran Setiap Hari

Amien heran dengan orang Islam yang terkadang tak membaca Alquran dalam waktu lama.

Rep: Nawir Arsyad / Red: Andi Nur Aminah
 Amien Rais
Foto: Republika/Edi Yusuf
Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menggelar diskusi daring dengan mantan Ketua MPR Amien Rais. Dalam diskusi tersebut, Amien mengungkapkan salah satu alasan mengapa ia dapat membaca Alquran setiap hari.

"Alquran ini menunjukkan jalan yang solid, jalan yang lurus, jalan yang betul-betul tegas, terang-benderang. Karena itu kepada mereka yang beriman dan beramal soleh akan diberikan pahala yang besar," yakin Amien dalam diskusi daring, Ahad (17/5).

Baca Juga

Ia meyakini, Alquran merupakan informasi mutlak dari Allah. Di mana ayat di dalamnya harus diyakini kebenarannya akan membawa ke arah yang lebih baik. "Sehingga kurang adil informasi dari Allah yang mutlak benar, kita abaikan. Sementara kalau koran, itu kan malah kita tertipu," ujar Amien.

Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga mengaku heran, dengan orang Islam yang terkadang tak membaca Alquran dalam waktu yang lama. Berbeda dengan dirinya, yang merasa tidak baik jika tak membaca Alquran sehari saja.

"Kita sementara ini melihat orang Islam itu tidak baca Alquran tidak apa-apa. Saya tidak baca sehari sudah tidak enak sekali, apa lagi dua hari," ujar Amien.

Guna menumbuhkan disiplin dalam membaca Alquran, ia mengusulkan jelang Muktamar Muhammadiyah ada tes membaca Alquran. Pasalnya, ia masih melihat sejumlah anggota dari muda hingga tua hanya hafal surat pendek.

"Jangan kalah sama mahasiswa UI, mahasiswa UI itu tidak bisa mendapat ijazah dari fakultasnya kalau belum bisa membaca Alquran," ujar Amien.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement