REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG - Gas air mata adalah salah satu rasa baru di toko es krim Hong Kong. Penciptaan rasa unik ini menjadi bentuk dukungan bagi demonstrasi yang mulai muncul kembali menuntut pemerintahan Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam.
"Rasanya seperti gas air mata. Awalnya terasa sulit bernafas, sangat menyengat, dan menjengkelkan. Itu membuat saya ingin segera minum banyak air," kata pelanggan Anita Wong yang pernah merasakan terkena gas air mata pada suatu protes.
Bahan utama rasa baru ini adalah lada hitam. Lada digunakan untuk menggambarkan rasa pedas yang ditembakkan oleh polisi di jalan-jalan kota semi-otonom China selama berbulan-bulan demonstrasi tahun lalu.
"Saya pikir itu adalah kilas balik yang mengingatkan saya betapa menyakitkan saya rasakan dalam gerakan, dan bahwa saya tidak boleh lupa," kata Anita.
Pemilik kedai mengaku, ide itu memang merupakan tanda dukungan bagi gerakan pro-demokrasi yang berusaha mendapatkan kembali momentumnya selama pandemi virus corona. Dia berbicara dengan syarat anonimitas untuk menghindari dampak buruk yang bisa hadir dari pemerintah pro-Beijing.
"Kami ingin membuat rasa yang mengingatkan orang bahwa mereka masih harus bertahan dalam gerakan protes dan tidak kehilangan semangat mereka," katanya.
Pemilik berusia 31 tahun itu mencoba bahan yang berbeda, termasuk wasabi dan mustard, dalam upaya untuk meniru rasa gas air mata. Lada hitam ternyata paling dekat dengan gas air mata dengan efek iritasi tenggorokannya.
"Kami memanggang dan kemudian menggiling seluruh lada hitam dan membuatnya menjadi gelato, gaya Italia. Agak panas, tapi kami menekankan rasa akhirnya yang merupakan sensasi iritasi di tenggorokan. Rasanya seperti menghirup gas air mata," kata pemilik kedai.
Toko es krim juga menyediakan ruang bagi orang untuk mengekspresikan pandangan tentang gerakan, termasuk penggunaan catatan tempel yang ditampilkan dalam "dinding Lennon" yang muncul di seluruh wilayah saat puncak demonstrasi. Ekspresi semacam itu berasal dari protes Occupy Central 2014, ketika tangga utama menuju markas pemerintah Hong Kong terpampang dengan ribuan catatan yang membawa pesan dukungan.
Untuk bisa merasakan menu ini, pembeli perlu mengeluarkan 5 dolar AS per porsi. Sebelum adanya peraturan jarak sosial terkait wabah virus corona, pemilik toko mengatakan ia menjual 20-30 sendok per hari.
Pihak berwenang Hong menyatakan lebih dari 16 ribu gas air mata ditembakkan selama protes. Penggunaan ini dianggap untuk memukul mundur demonstran yang sering kali membuat keadaan menjadi rusuh dan tidak terkendali.
Protes dimulai karena pengajuan undang-undang yang memungkinkan tersangka kriminal diekstradisi ke daratan China untuk menghadapi tuntutan. Warga pun turun ke jalan dan berhasil mengagalkan peraturan itu dan menjadi penyulut demonstrasi lanjutan dalam menuntut demokrasi lebih luas di Hong Kong.