Senin 18 May 2020 15:37 WIB

Siasati Keuangan Saat Pandemi

Utamakan kebutuhan dasar terlebih dulu.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Satya Festyiani
Konsumen berbelanja kebutuhan pangan di Carefour Lebak Bulus, Jakarta, Ahad (17/5/2020). Pemerintah akan menggelontorkan stimulus demi mendongkrak konsumsi rumah tangga, dimana sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2020 hanya tumbuh 2,84 persen secara year-on-year (yoy)
Foto: ANTARA/PUSPA PERWITASARI
Konsumen berbelanja kebutuhan pangan di Carefour Lebak Bulus, Jakarta, Ahad (17/5/2020). Pemerintah akan menggelontorkan stimulus demi mendongkrak konsumsi rumah tangga, dimana sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2020 hanya tumbuh 2,84 persen secara year-on-year (yoy)

REPUBLIKA.CO.ID, Pandemi Covid-19 membuat pemasukan dan pengeluaran masyarakat berubah. Ada yang pengeluarannya meningkat saat pemasukan menurun. Ada juga yang pengeluarannya menurun seiring menurunnya pemasukan. 

 

Baca Juga

Perencana Keuangan dari OneShildt, Agustina Fitria mengatakan jika ada dananya, panduan belanja dalam keluarga itu sekitar 10 sampai 20 persen dari penghasilan untuk keperluan anak, termasuk uang sekolah, mainan, pakaian, popok, susu dan uang les. Komposisi tersebut tergantung jumlah dan usia anak.

 

Menurutnya, dalam situasi orang tua work from home (WFH) dan anak school from home (SFH), sebenarnya pengeluaran hanya pindah alokasi saja. Bahkan beberapa sekolah dan tempat les ada yang mengurangi biayanya karena pengajaran berpindah secara online.

 

Uang yang biasa digunakan untuk transportasi pindah alokasi dan digunakan untuk kuota internet, listrik, air, juga ongkir kurir daring. Sedangkan, uang yang biasa untuk makan siang di kantor bisa untuk menyiapkan makan di rumah.

 

"Uang jemputan sekolah jadi enggak ada, bisa dialihkan untuk tambahan snack dan mainan edukasi atau buku atau bahan-bahan untuk kegiatan di rumah," saran perempuan yang akrab disapa Fitri kepada Republika.

 

Untuk orang tua yang pendapatannya menurun, Fitri menyarankan untuk melakukan penghematan dengan mengatur prioritas. Utamakan kebutuhan dasar terlebih dulu. Usahakan bisa menyiapkan makanan bergizi sendiri. Untuk snack, bisa lebih hemat dengan membuat makanan sendiri, libatkan anak-anak dalam persiapannya. 

 

Menurutnya, ibu yang harus mengatur sirkulasi keuangan ini. Untuk makanan misalnya buat rencana makan atau menu seminggu ke depan.

 

Selain itu, selama pandemi ini menjadi momen yang tepat juga untuk copot popok sekali pakai, ajari toilet training (untuk anak yang sudah berusia tiga tahun).

 

"Kalau sampai sangat kekurangan sekali, maka orang tua harus putar otak untuk sari peluang penghasilan baru. Jual makanan atau reseller misalnya,” ujarnya.

 

Bila memiliki beberapa anak, cari permainan edukasi yang bisa dimainkan bersama keluarga (adik-kakak dan orangtua). Jika tidak bisa membeli permainan edukasi baru, bisa cari permainan edukasi yang bisa diunduh dari internet.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement