Senin 18 May 2020 15:13 WIB

Bongkar Muat Peti Kemas di Tanjung Priok Stabil

Cina masih menjadi kontributor utama arus peti kemas internasional di Tanjung Priok

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
 Suasana aktifitas bongkar muat pelabuhan peti kemas di Tanjung Priuk, Jakarta, Selasa (10\1).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Suasana aktifitas bongkar muat pelabuhan peti kemas di Tanjung Priuk, Jakarta, Selasa (10\1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Meskipun dalam kondisi pandemi virus Corona atau Covid-19, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) memastikan arus bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok relatif stabil. Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono mengatakan dampak pandemi Covid-19 terhadap arus barang relatif rendah berkisar empat hingga lima persen. 

Arif menuturkan sepanjang Januari hingga April 2020, arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 2,12 juta Twenty foot equivalent unit ( TEUs) “Angka ini meningkat 550 ribu TEUs dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Arif, Senin (18/5). 

Meskipun begitu, Arif mengakui wabah virus Corona menjadi tantangan tersendiri dalam pemulihan perekonomian nasional dan juga global. Arif menegaskan Pelindo II siap menjaga kelancaran arus ekspor impor nasional. 

Terlebih, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kinerja ekspor Indonesia pada April 2020 mencapai 12,19 miliar dolar AS atau turun 7,02 persen dibanding ekspor April 2019. Sedangkan nilai impor Indonesia pada April 2020 mencapai 12,54 miliar dolar AS atau turun 18,58 persen dibanding April 2019.

Arif mengatakan, turunnya arus ekspor impor peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok pada periode Januari-April 2020 menunjukkan Indonesia dengan beberapa negara mitra dagang utama seperti China, Jepang, dan Amerika Serikat masih mengalami perlambatan. “Cina masih menjadi kontributor utama arus peti kemas internasional di Pelabuhan Tanjung Priok,” ujar Arif. 

Meskipun begitu, Arif mengatakan Pelindo II sejak kuartal pertama 2020 melakukan penerapan prosedur kesiapsiagaan dan pencegahan di seluruh lini operasional. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya dan komitmen IPC dalam menjaga kelancaran logistik nasional.“Kami terus menjaga agar operasional dan pelayanan jasa kepelabuhanan dapat tersedia dengan baik dan efektif di seluruh terminal,” tutur Arif. 

Dengan begitu, Arif optimistis setiap kapal dapat terlayani sesuai dengan jadwal kedatangannya tanpa terganggu adanya pembatasan aktivitas masyarakat secara umum. Dia mengharapkan pandemi Covid-19 segera berlalu sehingga aktivitas ekspor dan impor bisa kembali normal.

Sementara itu, Cairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan pertumbuhan sektor logistik pada pada kuartal pertama 2020 didorong industri pengolahan sebesar 2,06 persen. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, akomodasi makan dan minum 1,95 persen, dan perdagangan 1,60 persen. Pada triwulan tersebut pertanian, kehutanan, dan perikanan hanya tumbuh sebesar 0,02 persen. 

Setijadi mengatakan pada kuartal pertama 2020 sub sektor transportasi yang mengalami tingkat pertumbuhan tertinggi yakni angkutan laut yaitu sebesar 5,93 persen. Lalu diikut oleh angkutan darat 5,15 persen dan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan 1,16 persen. Pertumbuhan negatif terjadi pada angkutan rel 6,96 persen dan angkutan udara 13,31 persen. 

Setijadi menjelaskan penurunan volume sektor logistik sangat dipengaruhi dampak pandemi Covid-19. “Ini berimbas terhadap penurunan permintaan barang dan komoditas, maupun aktivitas industri,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement