REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta Bangladesh untuk memindahkan ratusan pengungsi Rohingya dari pulau Bhashan Char ke kamp pengungsian Cox's Bazar. Sebelumnya pada awal Mei, Bangladesh telah menyelamatkan ratusan pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di Teluk Bengal dan mereka ditempatkan di pulau Bhashan Char.
Bhashan Char merupakan sebuah pulau yang rawan banjir dan terkena badai munson. Pihak berwenang Bangladesh mengaku khawatir jika pengungsi tersebut ditempatkan di kamp pengungsian, maka dapat menularkan infeksi virus corona.
Guterres mengatakan, para pengungsi harus dipindahkan ke kamp pengungsian setelah selesai dikarantina. Namun, pihak berwenang Bangladesh belum menentukan berapa lama para pengungsi Rohingya tersebut diisolasi.
"Sementara mereka yang diselamatkan di laut dapat dikarantina untuk tujuan kesehatan masyarakat, mereka juga harus memperpanjang perlindungan yang layak mereka dapatkan sebagai pengungsi," kata Guterres dalam suratnya yang dikirim kepada Menteri Luar Negeri Bangladesh, AK Abdul Momen, dilansir Aljazirah.
"Saya percaya bahwa mereka juga akan mendapat manfaat dari layanan kemanusiaan yang ditawarkan kepada Rohingya di Bangladesh dan bahwa, pada akhir periode karantina, mereka akan diizinkan untuk bergabung kembali dengan keluarga mereka di Cox's Bazar," kata Guterres melanjutkan.
Momen mengatakan, dia belum menerima surat yang dikirim oleh Guterres. Bangladesh tidak memiliki tempat lagi untuk menampung para pengungsi Rohingya. Oleh karena itu, mereka membangun kamp pengungsian di Bhashan Char pada tahun lalu yang dapat menampung 100.000 orang.
"Kami tidak punya tempat lain untuk menjaga mereka. Jika mereka (negara lain) tidak menyukai Bhashan Char, biarkan mereka membawa kembali ke negara mereka. (Atau) yang lain, biarkan mereka kembali ke Myanmar," kata Momen.
Momen mengatakan, Myanmar harus segera memulangkan para pengungsi Rohingya ke tempat asal mereka yakni di Rakhine. Sebelumnya, dia mengatakan bahwa para pengungsi kemungkinan besar harus tinggal di tempat penampungan di Bhashan Char hingga mereka kembali ke Rakhine.
Amnesty International melaporkan, setidaknya 1.000 pengungsi Rohingya masih terdampar di lepas pantai Aceh Indonesia. Kelompok itu mendesak agar warga Rohingya tersebut segera diselamatkan. Sementara itu, mengutip dari informasi lembaga kemanusiaan dan laporan berita lokal, Saad Hammadi dari Kantor Regional Asia Selatan Amnesty International, mengatakan para pengungsi dapat berlayar selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan tanpa makanan atau air.