REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Diskusi kembalinya Liga Premier Inggris memunculkan pertikaian baru dengan pihak broadcaster. Hal ini karena adanya perbedaan pendapat atas berlangsungnya liga yang rencananya akan digelar pada Juni mendatang.
Dilansir dari laman Football Italia, Senin (18/5), pihak broadcaster ingin membayar lebih sedikit untuk musim ini. Padahal pemasukan klub dari penonton pun tidak ada karena laga akan berlangsung secara tertutup.
Klub tidak ingin ada pemotongan hingga 330 juta pounds (Rp 5,9 triliun) dari pendapatan siaran. Meskipun laga yang tersisa akan lebih banyak muncul di televisi.
"Rencana pertama dari Pemerintah akan banyak laga di BBC. Sky dan BT mendapatkan jalan mereka. Kami mengerti mengapa mereka ingin mempertahankan ekskluivitas. Tapi mereka masih tidak senang dan itu sangat tidak adil bagi kami," kata salah satu pimpinan klub.
Dia yakin ketika kompetisi kembali dilanjutkan rating acara akan naik. Bahkan pihak broadcaster bisa menyiarkan lebih banyak lagi daripada yang seharusnya.
"Tapi pada saat yang sama, mereka meminta potongan harga yang jauh lebih besar dari kita daripada di Jerman. Banyak klub tidak senang," kata sumber tersebut.