Senin 18 May 2020 17:32 WIB

Lebih dari 100 Negara Serukan Penyelidikan Pandemi Covid-19

Sebanyak 50 negara Afrika dan anggota Uni Eropa menyerukan penyelidikan Covid-19

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Petugas melakukan pemeriksaan Covid-19, ilustrasi
Foto: EPA
Petugas melakukan pemeriksaan Covid-19, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Lebih dari 100 negara, termasuk 50 negara Afrika dan semua negara anggota Uni Eropa menyerukan penyelidikan independen terhadap pandemi virus corona Covid-19. Rencananya, resolusi untuk penyelidikan independen akan disahkan dalam pertemuan Majelis Kesehatan Dunia pada Selasa (19/5) mendatang.

Menurut laporan ABC News, setidaknya 116 negara telah menyerukan penyelidikan independen terkait pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19. Di antara negara yang mendukung yakni Inggris, Kanada, India, Indonesia, Jepang, Selandia Baru, dan Rusia.

Baca Juga

Penyelidikan independen terhadap pandemi virus corona pertama kali didorong oleh Australia. Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengatakan, negara-negara di seluruh dunia perlu mengetahui asal usul virus. Hal itu termasuk tentang pendekatan untuk menghadapinya.

Hal itu membuat China geram dan mengancam akan melakukan tindakan balasan terhadap ekonomi Australia. Duta besar China untuk Australia, Cheng Jingye menyebut usulan penyelidikan itu sangat berbahaya.

"Publik China frustrasi, dan kecewa dengan apa yang sedang dilakukan Australia sekarang," kata Cheng dalam sebuah wawancara dengan majalah Australian Financial Review bulan lalu.

Sejak saat itu, China telah menangguhkan impor daging sapi dari empat pemasok terbesar di Australia. China juga mengancam akan menghentikan pengiriman mahasiswanya ke sejumlah perguruan tinggi di Australia. Sektor pendidikan merupakan salah satu pemasukan utama bagi negara tersebut.

Australia bersikeras mengancam perdagangan tidak memiliki keterkaitan dengan penyelidikan virus corona. Australia sejauh ini berhasil menahan pandemi dengan langkah-langkah yang menjauhkan sosial dan pengujian agresif. Negara itu mencatat 7.036 kasus virus korona dengan 98 kematian. Secara signifikan tingkat penularan virus corona di Australia berada di bawah Amerika Utara dan Eropa. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement