REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Paus Fransiskus meresmikan pembukaan kembali Basilika Santo Petrus dan gereja-gereja Katolik di Vatikan, yang menyelenggarakan misa publik untuk pertama kalinya dalam dua bulan setelah pembatasan demi menahan penyebaran virus corona dicabut oleh Italia.
Pengumuman tersebut disampaikan Paus pada Senin (18/5), dalam misa pribadi di samping kapel di mana Santo Yohanes Paulus II dimakamkan, untuk memperingati 100 tahun kelahiran paus asal Polandia itu. Pada Jumat pekan lalu, Gereja Basilika Santo Petrus telah disterilkan agar terbebas dari virus corona, yang kemudian terbuka untuk misa publik oleh para imam di sisi lain altar setelah Paus meninggalkan lokasi.
Papan-papan bertuliskan petunjuk dalam bahasa Inggris dan Italia menginformasikan pengunjung basilika agar menjaga jarak 1,5 meter, memakai masker, dan membersihkan tangan mereka. Gereja-gereja di seluruh Italia mulai mengadakan misa dengan pedoman baru yang ketat, yang dibuat oleh para uskup dan pemerintah negara itu.
Umat diharuskan memakai masker. Para imam dapat memimpin sebagian besar misa tanpa masker, tetapi mereka harus mengenakannya, juga sarung tangan, ketika membagikan komuni. Komuni harus diberikan di tangan dan bukan di mulut.
Pada Ahad (17/5), Paus Fransiskus mendesak Italia mematuhi norma-norma baru "untuk saling menjaga kesehatan dan kesehatan masyarakat". Tetapi, menurut seorang wartawan Italia di dalam basilika pada Senin pagi, setidaknya seorang imam di sebuah altar tidak mengenakan sarung tangan atau masker saat memberikan komuni.
Secara teknis, Basilika Santo Petrus tetap terbuka selama masa karantina Italia yang dimulai pada awal Maret, meskipun hanya untuk doa pribadi. Hanya sedikit orang yang masuk karena keamanan yang meningkat untuk menghindari pertemuan di alun-alun basilika.
Vatikan belum mengumumkan kapan Paus akan memimpin misa dari altar utama di hadapan publik. Sejak awal Maret, Paus telah menyelenggarakan misa di sebuah kapel di kediamannya, dan disiarkan langsung di internet atau di televisi.
Vatikan mengatakan bahwa ketika Basilika Santo Petrus terbuka untuk misa besar pada Ahad dan hari-hari suci, pemindai suhu tubuh akan digunakan untuk memeriksa suhu tubuh umat yang masuk ke dalam.