REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB), yakni Sonhadji (komisaris utama), Hasani Abdulgani, dan Hakim Putratama resmi mengundurkan diri dari perusahaan operator kompetisi Liga 1 dan Liga 2 tersebut. Keputusan ketiga komisaris, ditambah Direktur Utama PT LIB Cucu Somantri, disetujui oleh para pemegang saham dalam RUPSLB daring pada Senin (18/5) siang.
Mengenai penggantinya, menurut Hasani, akan dibahas dalam RUPS selanjutnya. Hasani menyebut LIB memiliki prospek yang bagus.
"Karena penggemar sepak bola sangat besar, rating televisi yang tinggi, dan statistik media sosial yang fantastis menjadi indikator prospek LIB," kata Hasani saat dihubungi Republika.co.id, Senin (18/5).
Hanya, ia mengingatkan LIB baru bisa menjadi lebih besar jika pengelolanya berisi orang-orang baik, bersih dan profesional. Menurut dia, godaan di LIB sangat besar.
"Hak siar Liga Indonesia terus meningkat, dari mulai Rp 10 Miliar kini sudah ratusan miliar rupiah. Ke depan tentu akan semakin meningkat harganya," jelas Hasani.
Hasani menceritakan sedikit awal mula permintaan RUPSLB yang merupakan salah satu tercepat, yakni tiga bulan. Ini berawal dari permintaan klub mengenai dana bantuan.
"Karena Pandemi Covid-19, dana dari sponsor juga belum masuk jadi, bantuan ke klub juga belum bisa cair. Kemudian berkembang menjadi permintaan RUPSLB," kata dia.
Walau demikian, kata dia, pelaksanaan RUPSLB relatif lancar. Dari tiga laporan yang dibahas, mayoritas peserta menerima. Dari 18 suara, 12 menerima, hanya enam suara yang tidak. RUPSLB berlangsung dari pukul 13.00-16.00 WIB," kata Hasani.
Meski mundur dari komisaris LIB, namun Hasani tetap menjabat sebagai Exco PSSI. Ia akan membawahi keuangan dan perwasitan saat kompetisi kembali bergulir.