Senin 18 May 2020 20:51 WIB

Bayi 3 Bulan PDP Covid-19 di Madiun Meninggal Dunia

Bayi 3 bulan di Madiun reaktif saat menjalani rapid test yang kemudian meninggal.

Red: Nur Aini
Bayi meninggal - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Bayi meninggal - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN -- Seorang bayi perempuan berusia tiga bulan yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 asal Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Jatim meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD dr Soedono Madiun.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Madiun Noor Aflah, Senin mengatakan bayi itu dinyatakan reaktif saat menjalani rapid test sehingga dinyatakan PDP. Dia sempat dirawat di RSUD Kota Madiun sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD dr Soedono Madiun.

Baca Juga

"Awalnya dirawat di RSUD Sogaten Kota Madiun. Status PDP-nya baru kemarin Sabtu (16/5) lalu meninggal dunia pada hari Sabtu itu," ujar Noor Aflah dalam keterangannya, Senin (18/5).

Menurut dia, sang bayi tersebut belum sempat diuji swab, tetapi telah meninggal dunia. Berdasarkan hasil penelusurannya, bayi itu lahir di Bandung.

"Saat usiaya baru satu bulan, oleh orang tuanya kemudian dibawa ke Madiun. Diduga juga ada riwayat sakit alergi susu," kata Aflah.

Setelah dinyatakan meninggal, bayi tersebut langsung dimakamkan saat itu juga dengan protap Covid-19. Sementara kondisi orang tua dari sang bayi dipastikan baik-baik saja.

"Status ibu (bayi) bukan PDP. Masih ditanyakan ke surveilansdan belum dapat informasi lebih detil untuk status ibu bayi," kata Aflah.

Data Gugus Tugas setempat per 18 Mei 2020 mencatat, jumlah warga berstatus orang dalam risiko (ODR) di Kota Madiun mencapai 1.156 orang. Status orang tanpa gejala (OTG) ada 93 orang, status orang dalam pemantauan (ODP) ada 67 orang, status PDP ada 13 orang, dan positif Covid-19 ada tiga orang.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement