Senin 18 May 2020 21:50 WIB

Perlu Ada Pembinaan Laboratorium Pemeriksaan Corona

Saat ini, ada 69 laborarium yang terlibat dalam pemeriksaan spesimen Covid-19.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal (Letjen) Doni Monardo.
Foto: Dok BNPB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal (Letjen) Doni Monardo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengakui perlu ada pembinaan laboratorium yang memeriksa spesimen virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Ini penting dilakukan supaya meningkatkan kualitas pemeriksaan spesimen.

"Kami laporkan perlu ada peningkatan pembinaan terhadap laboratorium yang ada di seluruh Indonesia agar peningkatan kualitas dan kuantitas pemeriksaan spesimen bisa lebih baik lagi," ujar Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo saat memaparkan hasil rapat kabinet di akun yotutube, Senin (18/5).

Baca Juga

Karena itu, ia menyebutkan pemerintah telah menunjuk Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes sebagai koordinator untuk mengumpulkan seluruh laporan hasil pemeriksaan di laboratorium. Namun, Gugus Tugas mengakui adanya keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang mengakibatkan proses testing kurang optimal. 

Saat ini, Gugus Tugas telah meminta bantuan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan melibatkan seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang memiliki laboratorium dalam rencana memberikan insentif bagi petugas laboratorium. Gugus Tugas juga berkerja sama dengan asosiasi bidan yang memiliki kemampuan untuk ikut menangani laboratorium. 

Selain itu, Gugus Tugas berkomitmen memaksimalkan kapasitas labooratorium untuk memeriksa Covid-19. Hingga saat ini, dia menambahkan, ada 69 laborarium yang terlibat dalam pemeriksaan spesimen Covid-19.

Kemenkes telah memiliki 14 laboratorium, dan Kemendikbud memiliki 19 laboratorium. Sebagian besar perguruan tinggi juga memiliki laboratorium, 19 laboratorium provinsi 19, yaitu laboratorium kesehatan daerah, dua laboratorium milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lima laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lima laboratorium, dua laboratorium Kementerian Riset dan Teknologi, tiga laboratorium Kementerian Pertanian. Selain itu, Kementerian Agama, TNI, dan swasta masing-masing satu laboratorium.

"Kemudian 54 laboratorium lainnya masih dalam proses peningkatan dan memulai operasional," katanya.

Selain itu, ia mengungkap zat reagen untuk tes Covid-19 yang didistribusikan kini sebanyak lebih dari 600 ribu. Gugus Tugas mencatat total seluruh reagen yang didatangkan dari beberapa Negara yaitu sebanyak lebih dari satu juta. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement