Senin 18 May 2020 22:03 WIB

Belajar Berbagai Hal dari Novel

Resensi Novel Dilarang Bercanda dengan Kenangan 2: Gitasmara Semesta.

Novel baru Akmal N Basral
Foto: Istimewa
Novel baru Akmal N Basral

REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh: Supardi Lee, Aktivis Ekonomi Syariah

Belajarlah berbagai hal dari novel.  Itulah yang sekarang saya yakini setelah membaca banyak novel.  Dari serial Trio Detektif-nya Alfred Hitchcock sewaktu saya SMP sampai sekarang ketika menuntaskan membaca novel Dilarang Bercanda dengan Kenangan (DBdK) 2: Gitasmara Semesta karya Akmal Nasery Basral (Uda Akmal).

Novel bisa menjadi media pembelajaran yang sangat baik.  Di dalamnya ada cerita tentang berbagai tokoh dengan segala kelebihan dan kekurangannya.  Komunikasi, interaksi bahkan konflik para tokoh terasa nyata.  Ketika membaca novel bermutu, kita bahkan masuk ke dunia lain.  Dunia imaginasi yang diciptakan penulis.  Di sanalah pembelajaran dilakukan.

Novel itu mengasah jiwa, menghaluskan rasa.  Banyak momen ketika pembaca mbrebes mili, ikut sedih atau terharu.  Pembaca juga bisa ikut ketar ketir dan menahan nafas, merasakan ketegangan yang disajikan plot cerita.  Bahkan berbagai ilmu, pengetahuan, bahkan teknologi bisa masuk deras ke dalam memori pembaca.

Novel DBdK 1 dan 2 berkisah tentang Jo.  Ia alumni IPB yang melanglang buana menjadi warga dunia.  Kesamaan almamater Jo dengan saya otomatis membuat saya masuk menjadi “Tim Jo”.  Berharap yang terbaik terjadi pada Jo.  Tapi membaca DBdK 1 membuat saya mati rasa.  Perasaan yang serupa ketika selesai menonton film Avenger: Infinity War.  Para superhero bumi yang luar biasa itu dikalahkan oleh satu jentikan jari Thanos.

photo
Novel Baru Akmal N Basral - (Istimewa)
 
Jo memiliki “cermin sosial” – istilah Steven R. Covey – yang kuat.  Keputusan-keputusan pentingnya justru dibuat oleh orang lain.  Inilah yang menjadi awal mula kenapa hidup Jo seperti roller coaster, naik turun, jungkir balik.  Tiga cinta Jo: Aida, Tiara, dan Ava seperti mempimpong Jo ke sana kemari.  

Jo di DBdK 2 adalah Jo yang sudah belajar akan cermin sosialnya.  Jo tampil menjadi tokoh dengan sikap proaktif yang kuat.  Ini tergambar jelas ketika ia memperjuangkan cintanya dengan Aida. Juga ketika masa lalunya datang kembali menawarkan kenikmatan sesaat yang memikat.  Di tengah bisikan setan dan malaikat, Jo bisa tegas memilih sikap. 

DBdK 2, seperti juga DBdK 1 memilih tempat di beberapa negara.  Selain Indonesia, penulis juga memilih Rumania, Irak, dan Jerman.  Hal ini sangat istimewa bagi pembaca yang belum pernah traveling ke negara-negara itu. 

Uda Akmal berhasil menyajikan berbagai tempat itu dengan ulasan yang menarik.  Bukan hanya soal pemandangan dan detail tempat, tetapi juga latar sosial, budaya, bahkan politiknya. 

Dwilogi DBdK membuat saya belajar banyak akan makna cinta, karier, keluarga, anak, dan orang tua.  Juga bagaimana hidup mengajarkan integritas, persahabatan, persaudaraan bahkan agama dengan cara yang unik untuk masing-masing orang. Berbagai pelajaran itu ditemukan dalam pengalaman dan kenangan Jo dalam memperjuangkan cinta dan kebahagiannya. 

Membaca DBdK 1 membuat saya tak ragu memburu novel Uda Akmal setelahnya: “Buya Hamka : Setangkai Pena di Taman Pujangga”.  Membaca DBdK 2 membuat saya penasaran akan novel-novel Uda Akmal lainnya: Te o Toriatte (Genggam Cinta), Trilogi Imperia (Ilusi Imperia, Rahasia Imperia, Coda Imperia), Napoleon dari Tanah Rencong, Anak Sejuta Bintang, Batas: Antara Keinginan dan Kenyataan, Sang Pencerah, dan lain-lain. 

Akhirnya, saya berharap Uda Akmal bisa terus menghasilkan karya-karya bermutu tinggi.  Di tengah budaya baca masyarakat yang stagnan, diperlukan karya-karya fiksi yang bisa membuat masyarakat menanti kehadiran karya-karya berikutnya. 

Serial fiksi seperti Trio Detektif, Lima Sekawan, atau bahkan Wiro Sableng akan sangat berarti untuk mengalihkan masyarakat, terutama kaum milenial dari gawai ke novel yang tokoh dan ceritanya akan terus diingat sepanjang hidup.  Memberikan pelajaran berharga tanpa terasa membosankan dan menggurui.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement