Senin 18 May 2020 22:22 WIB

Warga Sukabumi Padati Pasar Kendati Ada PSBB

Hampir seluruh pasar tradisional di Kota Sukabumi dipadati warga yang berbelanja

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Hampir seluruh pasar tradisional di Kota Sukabumi dipadati warga yang berbelanja. Ilustrasi.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Hampir seluruh pasar tradisional di Kota Sukabumi dipadati warga yang berbelanja. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI - Ribuan warga nekat berdesakan dan memadati pasar tradisional yang ada di Kota Sukabumi untuk membeli kebutuhan hari raya Lebaran. Mereka memadati pasar meski pemerintah setempat sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Pantauan di lokasi, hampir seluruh pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jawa Barat dipadati ribuan warga yang berbelanja. Warga berbelanja berbagai kebutuhan mulai dari bahan baku membuat kue Lebaran, kebutuhan pokok, hingga pakaian seperti di pasar yang berada di Jalan Harun Kabir, Pasar Gudang, dan Lettu Bakri.

Baca Juga

"Memang ada kekhawatiran tertular Covid-19. Tapi mau tidak mau harus ke pasar untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari dan Idul Fitri sehingga terpaksa harus berdesakan dengan warga lainnya yang ingin berbelanja," kata salah seorang warga Kota Sukabumi, Yuyu Yuningsih, saat ditemui di Pasar Harun Kabir, Senin.

Kepadatan di berbagai pasar tradisional sudah terjadi sejak Jumat (15/5) dengan pusat keramaian terjadi di Jalan Ahmad Yani. Namun setelah Pemkot Sukabumi melarang seluruh jenis kendaraan masuk ke jalan tersebut ditambah dengan adanya pembatasan waktu operasional, kepadatan mulai menyebar.

Kerumunan warga mulai terlihat pukul 09.00 WIB. Pengunjung tidak hanya warga Kota Sukabumi tetapi ada juga beberapa masyarakat yang berasal dari Kabupaten Sukabumi, khususnya yang berbatasan dengan wilayah Kota Mochi tersebut.

Parahnya, warga dan sebagian pedagang belum menerapkan standar protokol pencegahan Covid-19. Mereka tidak menggunakan masker dan tidak melakukan physical distancing atau menjaga jarak, bahkan meskipun diguyur hujan deras tetap tidak menyurutkan transaksi jual beli masyarakat.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan cukup sulit untuk mengatur warga agar tetap menjaga jarak dan tidak mendekati kerumunan. Padahal pihaknya sudah melakukan berbagai cara dan langkah tegas dalam memutus mata rantai penyebaran virus mematikan ini.

"Jika terus seperti ini kami tidak menutup kemungkinan akan menutup seluruh aktivitas perbelanjaan di Kota Sukabumi, daripada jumlah warga yang tertular Covid-19 semakin bertambah. Tentunya kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait dalam melakukan evaluasi penerapan PSBB," katanya.

Di sisi lain, untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi menerjukan relawannya ke sejumlah lokasi perniagaan. Antara lain seperti Pasar Lettu Bakri dan Harun Kabir dengan melakukan penyemprotan disinfektan.

Tidak hanya itu, relawan lembaga kemanusiaan itu pun mengingatkan warga untuk mengurai kepadatan. Warga juga diimbau agar selalu menggunakan masker serta membersihkan tangan sebelum dan setelah bertransaksi.

"Ini merupakan ikhtiar dalam meminimalisasikan potensi penularan virus itu. Tapi pencegahan kuncinya ada di warga yakni wajib menerapkan protokol kesehatan maksimal antisipasi penyebaran Covid-19," tambah Ketua PMI kota Sukabumi Suranto Sumowiryo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement